Dark/Light Mode

Efisiensi Logistik, Pelaku Bisnis Multimoda Kudu Berkolaborasi

Kamis, 20 Agustus 2020 11:55 WIB
Efisiensi Logistik, Pelaku Bisnis Multimoda Kudu Berkolaborasi

 Sebelumnya 
Hal ini dapat mengurangi konsumsi BBM untuk truk yang masih mendominasi porsi moda angkutan di Indonesia.

Cris menyebut, perlu ada perimbangan porsi angkutan logistik di Indonesia. “Saat ini, angkutan logistik masih terlalu mengandalkan angkutan jalan (darat) dengan presentase 90,4 persen. Sementara (angkutan) laut hanya 7 persen dan penyeberangan (ferry) hanya 2 persen. Kereta api malah hanya 0,6 persen,” paparnya.

Ia melihat hal tersebut merupakan salah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional. Peningkatan penggunaan angkutan laut, penyeberangan, dan kereta api akan meningkatkan efisiensi. Karena kapal dan kereta api merupakan moda angkutan dengan biaya terendah, bila dikomparasi dengan kemampuan angkutnya.

Baca juga : Singapura Sakit, Kita Bisa Ketularan

“Pemerintah telah menerbitkan sejumlah regulasi yang mengatur keterpaduan angkutan multimoda. Mulai dari Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, hingga Peraturan Menteri Perhubungan. Sehingga, diharapkan bisa mendorong partisipasi dan kolaborasi yang lebih selaras dari banyak pihak,” papar Cris.

Masih dalam diskusi tersebut, Direktur Utama Pelindo Marines (Pelindo III Group) Eko Hariyadi Budiyanto menyebutkan, marine & logistics merupakan sektor jasa yang relatif bisa bertahan. Bahkan berkembang, di masa pandemi Covid-19 ini.

“Potensi ekonomi dari sektor marine & logistics juga terbuka dari pasar internasional, yakni jasa pemanduan di Selat Malaka, perairan internasional di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” ujarnya.

Baca juga : Soal Izin Angkutan Multimoda, ALFI: Cukup Registrasi

Sedikitnya, ada sekitar 75 ribu kapal per tahun yang melintasi Selat Malaka. Pelindo Marines merupakan entitas BUMN Indonesia, yang sudah menggarap jasa pemanduan internasional tersebut.

“Layanan marine dan logistik yang terintegrasi sangat potensial. Tidak hanya pemanduan kapal, tetapi juga dikembangkan ke penundaan kapal, ship-to-ship transfer, bunkering, supplies, spare parts, hingga kru kapal. Sehingga, potensi ekonomi maritimnya sangat besar untuk digarap dengan kolaborasi bersama,” tutur Eko. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.