Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Banyak Sektor Bisa Digenjot

Pemerintah Endus Peluang Kebut Pemulihan Ekonomi

Selasa, 8 September 2020 06:38 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Kemenko, Iskandar Simorangkir
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Kemenko, Iskandar Simorangkir

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengendus sejumah sektor yang kinerjanya bisa dipacu di era pandemi Covid-19. Jika hal itu bisa digarap, pemulihan ekonomi bisa makin cepat.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir menyebutkan beberapa sektor yang masih bisa digenjot pertumbuhannya. 

Antara lain sektor pertanian, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan jasa keuangan. 

Baca juga : CORE: Tak Ada Urgensi Pemerintah Reformasi Sektor Keuangan

“Saya kira perlu dilihat recovery rate kita dalam pandemi Covid-19 sebesar 71,4 persen. Angka ini lebih tinggi dari recovery rate rata-rata dunia 68,8 persen. Jika sektor-sektor ini bisa didorong lagi, maka pemulihan ekonomi Indonesia bisa makin cepat,” ungkap Iskandar di acara Sosialisasi Virtual Permenko Nomor 15 dan Permenko Nomor 16 Tahun 2020 di wilayah Jawa’ di Jakarta, kemarin. 

Dia menuturkan, pandemi Virus Corona sangat mempengaruhi perekonomian global, termasuk Indonesia. Ada 213 negara terdampak, termasuk Indonesia. Namun perlu diperhatikan, meski pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32 persen, tapi tidak separah India. 

India pada Jumat (4/9) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II mengalami kontraksi yang amat dalam. Ekonomi negeri Bolywood terkontraksi hingga -29,3 persen dibandingkan kuartal I tumbuh positif 4,4 persen. 

Baca juga : Pemerintah Jangan Anggap Remeh Resesi Ekonomi

“Ini terjadi karena mereka cepat sekali mengadakan lockdown, sehingga lonjakannya ke bawah sangat dalam,” ungkap Iskandar. 

Iskadar memaparkan, hampir sepertiga pertumbuhan ekonomi India di tahun 2019 tergerus karena adanya pandemi Virus Corona. 

Sementara, China menjadi negara pertama yang terimbas pandemi, akhirnya bisa tumbuh positif di kuartal II meski ekonomi mereka juga terdampak di kuartal I. 

Baca juga : Tak Terserap, Kemenperin Realokasi Rp 84 M Untuk Pemulihan Ekonomi

“Hal sama terjadi di Indonesia, meski kontraksinya tidak separah negara lain. Dari sisi sektoral, transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi terdalam -30,84 persen disusul akomodasi dan makan minuman sebesar - 2 2 , 0 2 persen , ” tambah Iskandar. 

Iskandar memastikan, untuk mencegah potensi terjadinya kontraksi lebih dalam, konsumsi rumah tangga dan pemerintah akan terus didorong pada kuartal III. Pasalnya, konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi Indonesia diprediksi masih terus tertekan. 

“Kita lihat konsumsinya anjlok. Konsumsi pemerintah masih anjlok jadi kita dorong konsumsi pemerintah agar bisa lebih tinggi sehingga tidak terjadi resesi di kuartal ketiga,” ujarnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.