Dark/Light Mode

Kampung Kopi Gombengsari Tawarkan Konsep Agrowisata Plus Kenikmatan Kopi Organik

Selasa, 20 Oktober 2020 16:47 WIB
Kampung Kopi Gombengsari (Foto: Antara)
Kampung Kopi Gombengsari (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyuwangi menawarkan konsep wisata menarik bagi para penikmat kopi. Tepatnya di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan kalipuro. Kelurahan ini dikenal sebagai Kampung Kopi Gombengsari. Di sana, penikmat kopi bisa nyeruput minuman kesukaannya sambil menikmati keindahan Kampung Kopi.

Berdasarkan informasi dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, pola tanam kopi di Gombengsari dibudidayakan secara organik. Mayoritas kopi yang ditanam di kampung ini jenis robusta yang tumbuh pada ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut. Diolah melalui proses natural, berada di wilayah geografis alam dan angin yang sangat menguntungkan, perpaduan hembusan angin laut yang membawa unsur garam dan angin gunung yang mengandung unsur belerang menciptakan ciri dan karakter kopi yang khas. Keunikan lainnya adalah sensasi kekuatan aroma dan flavour yang khas. Kampung Kopi ini digerakkan kaum milenial Banyuwangi.

Baca juga : Samsung dan Telkomsel, Tawarkan Solusi Tetap Sekolah

Pengembangan ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kunjungan kerja, Juli lalu. Saat itu, Syahrul menyampaikan bahwa generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. 

Salah satu kelompok tani yang mengembangkan kopi organik ini adalah Kopi Rejo binaan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, BBPPTP Surabaya. Kepala BBPPTP Surabaya Kresno Suharto Kresno Suharto memberikan apresiasi kepada kelompok tani ini yang telah menjalan program kegiatan desa organik dengan baik. “Yaitu dengan mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa untuk menjadi wisata edukasi yang menarik,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (20/10).

Baca juga : Salurkan Hasrat Dengan Olahraga

Adalah Hariono (43), Manajer Pertanian organik Kelompok Tani Kopi Rejo, mengatakan, mayoritas warga Gombengsari bermata pencaharian petani kopi dan peternak kambing. Sebelum ini, tidak ada perubahan signifikan dalam usaha mereka. Ditambah lagi ada kesulitan mencari pupuk kimia. Atas hal itu, Hariono dan pemuda desa berinisiatif untuk mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa.

Pada 2018, pihaknya mendapat program pertanian organik dari BBPPTP Surabaya. Hal ini menjadi penambah tekad Hariono untuk menerapkan pertanian organik. Pembinaan mulai dari budidaya, pasca-panen, dan pemasaran diberikan BBPPTP Surabaya. Kelompok taninya pun telah mendapatkan sertifikat organik berstandar Eropa.

Baca juga : Dukung Implementasi Propaktani, Kementan Lakukan Sinergisitas Dengan Berbagai Pihak

"Ada yang menarik pada pengelolaan kebun kopi di Kelurahan Gombengsari. Sebab, selain kopi yang tumbuh di perkampungan penduduk, di tempat ini juga merupakan sentra peternakan kambing etawa yang menghasilkan susu yang sangat nikmat. Udara yang segar ditemani secangkir kopi dan susu kambing etawa serta senyuman ramah masyarakat memberi kesan mendalam tentang Kampung Kopi Gombengsari ini. Bila Anda berkunjung ke Banyuwangi, jangan lewatkan pesona Kampung Kopi Gombengsari," kata Hariono. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.