Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pendapatan Perindo Bakal Naik 20 Persen

Holding BUMN Pangan Kerek Produksi Dan Konsumsi Ikan

Sabtu, 14 November 2020 06:34 WIB
Wakil Menteri BUMN , Budi Gunadi Sadikin
Wakil Menteri BUMN , Budi Gunadi Sadikin

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana pembentukan Holding BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Klaster Pangan, dipercaya akan meningkatkan produksi dan konsumsi ikan. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional makin solid.

Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) optimis bisa meningkatkan pendapatan hingga 20 persen di tahun 2021 jika menjadi bagian Holding Pangan. 

Direktur Utama Perum Perindo, Fatah Setiawan Toppbroto mengatakan, rencana konsolidasi BUMN industri pangan melalui Holding BUMN Pangan, dipercaya meningkatkan kinerja industri perikanan. 

Apalagi Kementerian BUMN telah menunjuk Perum Perindo sebagai satu-satunya BUMN di bidang perikanan, setelah PT Perikanan Nusantara (Perinus) masuk ke Perum Perindo dengan sistem merger. Menurut Fatah, aksi merger tersebut membuat perseroan memiliki satu usaha tambahan, yaitu perikanan tangkap.

Di mana selama ini, pihaknya memiliki usaha existing, yakni budidaya ikan dan udang serta pengelolaan pelabuhan perikanan. Karena itu, dia optimis dengan terbentuknya Holding Pangan, maka kinerja perusahaan bakal terkerek dari sisi penjualan, pemasaran, laba, distribusi produk hingga ketersediaan produk Perindo di pasaran. 

“Kami menargetkan pendapatan meningkat 20 persen pada 2021,” katanya di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Pajak Nol Persen Ditolak, Kemenperin Putar Otak Kerek Penjualan Mobil

Saat ini Perindo sedang dalam proses memenuhi dan mematuhi seluruh syarat yang diminta Kementerian BUMN, untuk menjadi bagian dari Holding BUMN Pangan. Terpisah, Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Yusuf mengatakan, bergabungnya Perum Perindo dan Perinus akan meningkatkan modal kerja dalam rangka menyerap seluruh hasil tangkapan nelayan. 

“Dengan begitu, konsumsi ikan nasional dapat meningkat karena ketersediaan di pasar melimpah,” katanya di Jakarta, kemarin, 

Sebagai catatan, sektor pangan Indonesia mengalami kenaikan peringkat pada Global Food Security Index (Indeks Ketahanan Pangan Global/GFSI). Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional. 

GFSI menyebutkan, ketahanan pangan Indonesia cenderung membaik dalam lima tahun terakhir. Skornya bertambah dari 50,7 pada 2015, naik ke 53,2 pada 2017 dan 62,6 pada 2019. Peringkat Indonesia juga terus naik dari posisi 75 (2015), lalu 68 (2017) dan 62 pada 2019, dari 113 negara yang dievaluasi. 

Salah satu kontribusinya, adalah peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan, yang diproyeksikan tumbuh hampir 2 kilogram (kg) per kapita, dari 39,0 kilogram per kapita menjadi 40,9 kilogram per kapita. 

Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging. Yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kilogram per kapita untuk daging unggas, dan 0,2 kilogram per kapita untuk daging sapi. 

Baca juga : PSBB Transisi DKI Kerek Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta

Yusuf juga berharap, penangkapan ikan bakal lebih banyak, karena memanfaatkan kapal berukuran lebih dari 150 GT (gross tonnage) di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). 

Lebih lanjut dia memastikan, banyak fasilitas KKP yang dapat dikerjasamakan dengan Holding BUMN Pangan. Baik itu memanfaatkannya dengan sistem bagi hasil atau dihibahkan. Contoh kerja samanya, kata dia, bisa berupa pemanfaatan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) seperti di Natuna, Talaud dan Saumlaki, yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Lalu, pemanfataan cold storage, laboratorium serta pemanfaatan hasil riset. 

“Pemanfaatan fasilitas ini bisa meningkatkan nilai jual atau harga ikan, karena masih segar. Sehingga hemat biaya dan waktu,” ungkapnya. 

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin berpendapat, selama ini fasilitas perikanan masih terkonsentrasi pada wilayah barat Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa. 

Padahal, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar di wilayah Indonesia bagian timur. 

Untuk itu, dengan adanya Holding Pangan pada sisi perikanan, maka akan mendukung ekspansi areal penangkapan ikan dan membangun fasilitas pendukung. 

Baca juga : Boleh Buka, Gym Wajib Punya Alat Pengatur Sirkulasi Udara

“Holding BUMN ini akan memperluas wilayah perikanan dan mengembangkan fasilitas pendukung, demi meningkatkan produksi wilayah Indonesia timur,” janjinya. 

Budi menambahkan, selain mengembangkan fasilitas produksi, Holding BUMN Pangan juga akan mengembangkan fasilitas pemrosesan untuk mengembangkan produk hilir. 

“Kami juga akan mengembangkan kapabilitaslogistic cold chain untuk meminimalisir losses logistic,” tandasnya. 

Sebagaimana diketahui, sejauh ini belum ada kepastian kapan Holding BUMN Pangan direalisasikan. PT Rajawali Nasional Indonesia (Persero) disebut-sebut sebagai calon Holding Pangan. Adapun anggotanya adalah PT Berdikari (Persero), PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero). [IMA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.