Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BI Dorong Green Finacing

Kamis, 26 November 2020 10:02 WIB
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) mendorong pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing)

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti mengatakan, green financing bisa menjadi alternatif untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional ke depan. 

Karenanya, sebagai otoritas makroprudensial, BI akan terus mendorong pembiayaan berwawasan lingkungan. 

“Kebijakan ini akan mendorong perilaku pelaku industri keuangan untuk membiayai sektor yang memberikan dampak minimal terhadap kerusakan lingkungan,” kata Destry di Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Banyak Orang Gila

Selain itu, BI juga akan meningkatkan mitigasi terhadap ancaman iklim dan telah mengambil kebijakan berwawasan lingkungan. 

Antara lain, kebijakan moneter melalui adopsi Sustainable and Responsible Investment (SRI) dalam pengelolaan devisa. 

Serta, penggunaan instrumen berwawasan lingkungan green bond dan green Sukuk (obligasi syariah) dalam operasi moneter. 

Destry menjelaskan, International Finance Corporation (IFC) telah merilis data transisi penggunaan brown energi atau penggunaan sumber energi yang menimbulkan polusi menjadi penggunaan energi hijau. 

Baca juga : Mentan Dorong Mekanisasi Mesin Pertanian

“Potensi ekonomi cukup besar. Bisa membawa investasi hijau di Indonesia hingga mencapai 458 miliar dolar AS,” kata Destry. 

Untuk mendorong transisi tersebut, lanjut Destry, BI memberikan berbagai insentif kepada pembiayaan bagi properti dan kendaraan bermotor berwawasan lingkungan. 

“Insentifnya berupa pelonggaran kebijakan rasio loan to value atau financing to value kredit/pembiayaan properti, serta uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai,” tuturnya. 

Destry menerangkan, pemanasan global terus meningkat sejak 1960, dan diprakirakan dampaknya akan semakin intensif dalam beberapa tahun ke depan. 

Baca juga : Booming Rayon Viscose

Pemanasan global menimbulkan tantangan nyata, seperti cuaca ekstrim, ancaman krisis air bersih, kebakaran hutan dan gangguan lingkungan lainnya. 

Salah satu upaya negaranegara di dunia untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui kerja sama dalam bentuk NGFS atau The Network of Central Banks and Supervisors for Greening the Financial System yang terdiri dari 69 bank sentral, termasuk Bank Indonesia. 

“Misi kami di NGFS adalah untuk berkontribusi mendorong sustainable economy dan juga untuk memitigasi dampak dari environmental and climate risk terhadap sektor keuangan. Salah satunya, melalui green financing,” pungkas Destry. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.