Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertamina Pede Jadi Pemimpin Transisi EBT

Kamis, 10 Desember 2020 05:53 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy. (Foto: thejakartapost.com)
PT Pertamina Geothermal Energy. (Foto: thejakartapost.com)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina Power Indonesia (PPI) membidik pengembangan potensi energi baru terbarukan (EBT). Anak usaha Pertamina itu berambisi ingin menjadi pemimpin transisi energi berbasis fosil ke bahan bakar ramah lingkungan tersebut, di Tanah Air.

Director of Strategic Planning and Business Development PPI Ernie D Ginting menegaskan, pihaknya berkomitmen meningkatkan kontribusinya dalam mendukung pemerintah mencapai target NRE (New and Renewable Energy) atau biasa dikenal EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam bauran energi.

Untuk mencapai itu, menurutnya, pihaknya telah mengidentifikasi tiga tantangan utama. “Yaitu, komersialisasi, lahan, dan pembiayaan investasi,” ujar Ernie, dalam acara Pertamina Energy Webinar 2020, di Jakarta, kemarin.

Dia mengungkapkan, sejauh ini, perseroan telah memiliki beberapa inisiatif untuk mendukung perkembangan EBT untuk mencapai target bauran energi pemerintah.

Pertama, pihaknya sudah melakukan pengembangan pembangkit geothermal (panas bumi) di sejumlah daerah. Dan, PPI akan terus mengupayakan pengembangan geothermal melalui skema IPP (Independent Power Producer).

Baca juga : Terapkan ESG Framework, Pertamina Pionir Transisi Energi Indonesia

Kedua, pihaknya akan melakukan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah yang memiliki radiasi matahari tinggi. Ketiga, pihaknya juga akan melakukan pengembangan biofuel. Dan, perseroan akan membangun battery manufacturing, bekerja sama dengan perusahaan pelat merah lain.

“Kami ingin memimpin transisi energi di Indonesia, melalui inovasi energi bersih. Geothermal akan tetap menjadi salah satu pilar dari bisnis kami,” akunya.

Ernie menyampaikan, pihaknya menargetkan memiliki pembangkit EBT dengan kapasitas terpasang 10 ribu MegaWatt (MW) atau 10 GigaWatt (GW) pada 2026.

Vice President Pertamina Energy Institute Hery Haerudin memaparkan, bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan kebutuhan energi sebesar 16 persen pada 2020. Dan, 3 persen pada 2050. “Recovery kebutuhan energi paling cepat terjadi pada 2022,” prediksinya.

Sedangkan untuk mencapai penurunan emisi sesuai skenario, lanjutnya, diperlukan EBT paling sedikit 16 persen pada 2030. Itu pun harus didukung oleh disrupsi energi lainnya, seperti biofuel, dan peningkatan pemanfaatan gas.

Baca juga : 5 Direktur Kader Internal, Pelindo III Sukses Ciptakan Pemimpin Perusahaan

"Salah satu tantangan pengembangan EBT adalah pembiayaannya yang besar,” kata Hery.

Skor Kredit Di tengah meningkatnya tuntutan pasar keuangan terhadap credit rating, lembaga pemeringkat Moody’s Investor Services memasukkan penilaian Environment, Social and Governance (ESG) ke dalam profil perusahaan-perusahaan.

Analyst Corporate Finance Group dari Moody’s Investors Services, Hui Ting Sim menyarankan, perusahaan sektor migas perlu mengambil tindakan untuk memitigasi risiko dampak lingkungan.

“Ini demi memperbaiki credit rating score,” jelasnya.

Hui Ting menyatakan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan migas untuk memperbaiki credit rating score mereka.

Baca juga : DKI Jakarta Kembali Perpanjang PSBB Transisi

Di antaranya, adalah mendiversifikasi usaha dan menanggulangi risiko transisi energi.

“Jika perusahaan tidak melakukan apa-apa, skor risiko lingkungan mereka akan menjadi negatif,” pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.