Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PII: Indonesia Akan Dibanjiri Kendaraan Listrik

Jumat, 18 Desember 2020 13:20 WIB
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto (Foto: Dok. PII)
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto (Foto: Dok. PII)

RM.id  Rakyat Merdeka - Disrupsi teknologi yang terjadi saat ini juga membawa perubahan besar pada sektor transportasi di Indonesia. Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menyatakan, dalam beberapa dekade dari sekarang, Indonesia akan menghadapi implementasi besar-besaran kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), connected-autonomous vehicles atau kendaraan otonom terkoneksi (CAV), dan Mobility as a Service (MaaS). 

"Ada empat fitur utama yang menandai tren transportasi dan mobilitas masa depan, yakni autonomous, connected, electrified, and shared (ACES), belum lagi potensi teknologi blockchain yang dapat melengkapi fitur-fitur ini dalam waktu dekat," ujar Heru, dalam webinar internasional "Technology innovation and Business in Transportation Sector", Jumat (18/12). 

Di mengingatkan, Indonesia saat ini tengah berada dalam fase ke-4 evolusi transportasi perkotaan. Di era ini, platform ride-hailing (layanan online) menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. “Layanan kendaraan online adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," imbuhnya.

Baca juga : PBNU: Indonesia Tak Perlu Jalin Hubungan Diplomatik Dengan Israel

Inovasi teknologi di berbagai negara di seluruh dunia masih berlangsung dalam bentuk dan kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan faktor sosial ekonomi, norma sosial budaya, pembangunan infrastruktur transportasi perkotaan, serta kualitas dan ketersediaan angkutan umum. Indonesia saat ini tengah membangun proyek Kereta Cepat yang pertama sepanjang 140 kilometer dengan rute Jakarta-Bandung. Bila dibandingkan dengan China yang telah memiliki jaringan kereta cepat mencapai 36 ribu kilometer, Indonesia memang masih ketinggalan.

Namun demikian, inovasi teknologi di sektor transportasi terus dilakukan. Bahkan, penelitian dan pengembangan kendaraan listrik tanpa pengemudi atau kendaraan listrik otonom juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

Sementara itu, Guru Besar ITB Prof Bambang Riyanto Trilaksono memprediksi, pada 2025, ada 10 juta kendaraan listrik otonom akan digunakan di jalan. "Dalam satu dekade, fully autonomous vehicle merupakan keniscayaan," tutur Bambang.

Baca juga : 15 Warisan Budaya Indonesia Dipamerkan Di Jantung Belanda

Prediksi itu juga mengacu pada pernyataan Presiden Jokowi bahwa ibu kota negara yang baru nantinya akan menerapkan electric vehicle maupun autonomous vehicle sebagai bagian dari transportasi publik, baik backbone maupun feeder. Untuk mewujudkannya, menurut Bambang, diperlukan guidance dan framework agar kendaraan otonom bisa dioperasikan di ibu kota negara baru dan kota-kota besar di Indonesia. 

"Ada sejumlah gap kalau Indonesia ingin menerapkan AV di ibu kota baru dan kota-kota besar lainnya yang terkait regulasi, infrastruktur, teknologi dan inovasi, dan penerimaan konsumen,” ungkapnya.

Selain kesiapan teknologi standar, pemerintah juga dinilai perlu melakukan studi banding terkait regulasi kendaraan listrik otonom di beberapa negara yang telah melakukan uji coba penggunaan kendaraan listrik otonom. Misalnya di Singapura dan Amerika Serikat. "Terutama menyangkut keselamatan sangat penting diperhatikan," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.