Dark/Light Mode

Soal Azan Jihad

JK Bicara Keras

Rabu, 2 Desember 2020 07:17 WIB
Ketua Dewan Majid Indonesia Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Majid Indonesia Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beredarnya sejumlah video azan dengan lafaz “hayya alal jihad (mari kita jihad)” bukan hanya mengagetkan, tapi juga bikin geram. Jusuf Kalla atau JK yang yang biasanya dikenal sabar, sampai bicara keras soal azan jihad ini. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini tidak terima, rumah ibadah dipakai untuk membuat video tersebut. 

Karena telah menimbulkan keresahan dan tersebar secara massif di media sosial, membuat DMI mengambil sikap. Kemarin, DMI bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) membahas khusus soal azan jihad ini. 

Baca juga : Viral Azan Serukan Jihad, Wamenag Ajak Pimpinan Ormas Beri Pencerahan

Rapat dipimpin langsung JK dan didampingi Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin. Selain itu, hadir juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Masdar Mas'udi, Wasekjen MUI KH Manan Abdul Ghani dan Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Said Al Idrus. 

Seperti diketahui, berbagai video mendadak viral di media sosial. Isinya tentang sekelompok orang yang mengumandangkan azan dengan mengubah lafaz “hayya alash shalat” menjadi “hayya alal jihad’. Yang lebih ekstrem lagi, ada beberapa video yang memperlihatkan sekelompok orang saat menyerukan jihad itu dengan menenteng berbagai senjata tajam seperti pedang, golok hingga celurit. 

Baca juga : Viral Video Adzan Jihad, Wamenag Ajak Pimpinan Ormas Beri Pencerahan

Usai rapat, JK menyampaikan pandangan soal azan jihad itu. Menurutnya, penambahan kalimat “hayya alal jihad” merupakan tindakan keliru dan tidak ada hukumnya. DMI menganggap perlu ada pelurusan pemahaman ini kepada umat Islam di Indonesia. 

Selain perubahan lafaz azan, JK juga geram dengan pembuatan video yang dilakukan di dalam masjid atau mushala. Wakil Presiden ke-10 dan 12 ini mengatakan, masjid tidak boleh dinodai dengan kegiatan yang justru menimbulkan perpecahan. “DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu. Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan,” tegas JK. 

Baca juga : Wapres Ajak Ulama Bicara Pentingnya Vaksin Corona

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini berpesan, masyarakat tidak usah menerjemahkan jihad sebagai seruan untuk membunuh, ngebom, atau hal-hal yang menyebabkan pertumpahan darah. Menurutnya, jihad mengajak membunuh seperti kejadian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, merupakan pelanggaran yang luar biasa, yang harus dihukum oleh negara. 

Menambah pernyataan JK, Syafruddin mengimbau kepada seluruh pengurus DMI dan pemuda masjid mewaspadai tindak-tanduk yang mencurigakan. Keamanan di wilayah masjid sekitar, harus tetap dijaga. Bukan hanya keamanan secara fisik, mantan Wakapolri ini juga mengingatkan bahaya berita bohong (hoaks) yang beredar. “Pengurus jangan mudah terpengaruh, tetapi harus mengonfirmasi dan meluruskan,” pesan Syafruddin. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.