Dark/Light Mode

Berkat LCS, Perdagangan Indonesia dan Thailand Makin Kuat

Senin, 25 Maret 2019 09:31 WIB
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kanan) dan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob (kiri) dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Sabtu (23/3). (Foto: Humas BI)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kanan) dan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob (kiri) dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Sabtu (23/3). (Foto: Humas BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan di dalam wilayah salah satu negara, dengan menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS), telah memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antar negara.

Sebagai contoh, implementasi LCS antara Indonesia dan Thailand, telah memberikan kepercayaan pasar dan berdampak positif bagi perdagangan bilateral Indonesia dan Thailand.

Sejak diimplementasikan pada 11 Desember 2017, total transaksi perdagangan via LCS telah menunjukkan peningkatan. Terbukti, pada 2018, total transaksi perdagangan melalui LCS mencapai rata-rata 130 juta baht Thailand (setara Rp 58 miliar) per bulan. Sedangkan untuk 2 bulan pertama di tahun 2019, transaksi LCS tembus 272 juta baht Thailand (setara Rp 121 miliar).

Baca juga : Rayakan Hari Nasional Penuh Kekeluargaan

Angka ini meningkat tajam dari periode yang sama di tahun lalu, sebesar 69,5 juta baht Thailand (setara Rp 30 miliar).

Perkembangan implementasi LCS ini menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam diskusi pertemuan bilateral Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob di Jakarta, Sabtu (23/3).

Pertemuan strategis tersebut juga membahas mengenai perkembangan perekonomian kedua negara, serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral. Terutama, di bidang sistem pembayaran.

Baca juga : Sabet Penghargaan Dari Asian Banker, BRI Diakui Dunia

Kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital, dengan berbagai inovasi teknologi terkini (termasuk penerapan QR Code), dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Optimalisasi manfaat ditempuh dengan tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Termasuk, dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT).

"Bank Indonesia dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman, sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/3).

Baca juga : Banyak Bisnis Yang Bisa Kita Jajaki

Ditegaskan, Bank Indonesia dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antar otoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral adalah salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.

"Indonesia dan Thailand juga meneguhkan komitmen, untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral. Termasuk, melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran Pimpinan Bank Sentral maupun dalam tataran teknis," tutup Perry. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.