Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Fitch Pertahankan Rating Indonesia, Sri Mulyani Girang
Senin, 18 Maret 2019 09:23 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating mempertahan peringkat Investment Grade atau layak investasi. Ini memperlihatkan ketahanan ekonomi Indonesia sangat kuat di tengah ketidakpastian global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani girang. Sri Mulyani mengatakan, dengan dipertahankannya rating Investment Grade oleh Fitch Rating akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia. Dampaknya ada perbaikan di investasi.
“Dengan rating ini, kami harapkan investasi terus naik,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Baca juga : Pemerintah Dukung Perkembangan E-Sport Menuju Prestasi Gemilang
Untuk diketahui, Fitch Rating mempertahankan peringkat sovereign credit rating Indonesia di level BBB dengan outlook stable atau Investment Grade pada 14 Maret 2019 lalu. Peringkat ini sama yang berikan Fitch Rating pada 2 September 2018.
Ani-sapaan Sri Mulyani-mengatakan, capaian ini patut disyukuri. Sebab, mempertahankan predikat stabil di tengah kondisi ekonomi global saat ini bukan hal yang mudah. Banyak negara-negara yang setara (peers) ekonominya mengalami penurunan.
Dia mengatakan, ekonomi Indonesia terus tumbuh. Pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen. Defisit anggaran juga terus mengecil. Sehingga Indonesia masuk negara yang aman.
Baca juga : Sri Mulyani Hibur Orang-orang Tajir
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, koordinasi bank sentral dengan pemerintah akan terus dipererat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Faktor kunci yang mendorong Indonesia mendapat Investment Grade adalah prospek pertumbuhan yang baik dan beban utang pemerintah yang rendah.
Ekonom Institute for Development of Economies and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut pemerintah jangan berpuas diri dulu atas dasar peringkat yang diberikan oleh Fitch. Karena, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuktikan bahwa kondisi investasi Indonesia dalam keadaan baik.
Pertama, pemerintah masih butuh melakukan reformasi struktural untuk menarik investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Kedua, reformasi perizinan khususnya integrasi Online Single Submission (OSS) dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah.
Baca juga : Jokowi Pastikan Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MotoGP
Ketiga, revitalisasi kawasan industri, khususnya di luar Jawa dengan partisipasi Pemda. Keempat, percepatan infrastruktur industri, salah satunya jalan, pelabuhan dan pembangkit listrik. "Untuk menarik investasi asing tidak cukup credit rating stabil, butuh reformasi struktural juga," katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sekedar informasi, tahun ini Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi sektor riil dari asing maupun domestik sebesar Rp 792 triliun atau tumbuh 7 persen dari pencapaian 2018. Tahun lalu, BKPM mencatat total investasi yang masuk mencapai Rp 721,3 triliun atau naik 4,1 persen dibanding 2017. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya