Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Darah Rendah

Lutfi Suntikkan Vitamin

Senin, 18 Januari 2021 08:02 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Dok. Kemendag)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Dok. Kemendag)

 Sebelumnya 
Kalau ditanya, pilih mana ekonomi yang terus naik hingga terjadi inflasi besar-besaran atau lesu seperti saat ini? Lutfi menjawab, dua-duanya mengkhawatirkan. Dia mengistilahkan dua kondisi ini dengan penyakit yang diderita kebanyakan orang.

"Yang satu darah tinggi, satunya lagi darah rendah. Bahayanya sama. Masalahnya, kita sudah biasa sama yang darah tinggi. Begitu barang langka, kita impor. Kalau sekarang ini, darah rendah. Makanya, ini kita harus jaga. Saya memasukkan suplainya, supaya perekonomian terjaga dengan baik," terangnya.

Untuk mengatasinya, pada Rapat Terbatas Kabinet beberapa waktu lalu, Lutfi mengusulkan agar konsumsi rumah tangga perlu diberi insentif. Contohnya, barang-barang investasi. Dari pengamatannya, selama pandemi hanya sedikit orang yang membeli kendaraan. Jika diberi insentif, seperti pajak barang mewahnya diturunkan, Lutfi yakin, minat masyarakat membeli mobil akan kembali naik. Efeknya, dealernya jalan dan pabrik kembali berproduksi. “Mudah-mudahan, perekonomian tahun 2021 ini, dengan vaksin keluar, akan menggeliat lagi," harapnya.

Baca juga : Lutfi Sudah Siapkan Rompi Anti Peluru...

Di saat yang bersamaan, lanjutnya, Indonesia juga mulai bertransformasi dari negara pengekspor barang mentah menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi. Salah satunya, industri baja stainless steel. Saat ini, Indonesia merupakan negara kedua di dunia penghasil baja terbaik dunia. 

Ini momentum yang baik. Sebab itu, Lutfi dan kementeriannya berusaha membuat perjanjian perdagangan dengan banyak negara. Agar produk-produk tersebut bisa dipasarkan.

Kedelai Langka Bukan Karena Mafia 
Di kesempatan ini, Lufti juga mengupas mengenai kelangkaan dan melonjaknya harga kedelai, yang berimbas mogoknya para perajin tahu dan tempe, di awal tahun baru kemarin. Lutfi paham, masalah ini memang bikin banyak masyarakat menjerit. Sebab, kedelai merupakan salah satu sumber gizi masyarakat. Sampai-sampai, ibunya juga komplain dengan masalah ini. 

Baca juga : Ini Kelompok Masyarakat Yang Tak Bisa Disuntik Vaksin Sinovac

Lutfi memastikan, tingginya harga kedelai itu bukan karena ulah mafia. Namun, karena pasokan tersendat. Selama ini, Indonesia sangat tergantung dengan kedelai impor. 90 persen kebutuhan kedelai merupakan impor. Sebab, di negara tropis seperti Indonesia, kedelai tidak tumbuh dengan baik.

Di tahun baru kemarin, ada ketersendatan produksi kedelai. Mulai dari faktor cuaca sampai mogoknya para pekerja sektor pertanian dan pelabuhan di Argentina. Pasokan kedelai dunia berkurang. Di saat yang sama, China mengimpor kedelai dua kali lipat dari biasanya. Alhasil, harga kedelai dunia melonjak. Indonesia pun kena imbasnya.

Saat ini, harga kedelai dunia masih tinggi. Ada kemungkinan, harganya juga masih naik. Namun, dia memastikan, kedelai tidak akan langka lagi. Dia juga sudah bertemu dengan para importir untuk memastikan ini. Sehingga produksi tahu dan tempe tidak akan tersendat. 

Baca juga : Banjir Dan Tanah Longsor Di Manado Tewaskan 5 Orang

“Yang saya kerjakan, memastikan barang ada. Saya juga sudah bilang ke Pak Pratikno (Sekretaris Kabinet), sebentar lagi isunya hilang. Karena barangnya sudah ada," ucap Lutfi, seraya memproyeksi, harga kedelai akan turun, bahkan jatuh antara bulan Mei atau Juni. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.