Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pandemi Ubah Pola Konsumsi, Industri Mamin Perlu Berinovasi

Selasa, 19 Januari 2021 18:01 WIB
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim. (Foto: ist)
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menghadapi masa transisi pascapandemi Covid-19, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri makanan dan minuman (mamin) menyiapkan diri menyambut peningkatan konsumsi setelah adanya vaksin. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim mengatakan, pandemi yang telah berlangsung hampir satu tahun ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat. Konsumen yang terbiasa pergi berbelanja ke pasar, saat ini mengubah cara untuk mendapat kebutuhannya dengan lebih banyak memanfaatkan jasa pengiriman daring.

"Sedangkan masyarakat yang terbiasa mengonsumsi makanan di restoran, lebih memilih untuk membungkus makanan atau memesan makanannya secara online,” ujarnya di Jakarta, Selasa (19/1).

Baca juga : Pandemi Tak Kunjung Usai, Bimbel Adaptasi Pembelajaran Online

 Adanya perubahan pada pola konsumsi tersebut, juga menuntut sektor industri makanan dan minuman untuk lebih aktif dalam pengembangan inovasi sehingga memudahkan masyarakat bisa mengonsumsi dengan memperhatikan protokol kesehatan serta menjaga kebersihan dan rasa makanan. “Sektor yang paling dekat dengan masyarakat ini memang sudah seharusnya memanfaatkan teknologi guna memudahkan konsumennya,” ujar Rochim.

Bahkan, perubahan pola konsumsi masyarakat pun berkaitan dengan perubahan sistem pemasaran, logistik, dan produksi pada industri makanan-minuman. “Misalnya, di bidang pemasaran perlu dilakukan inovasi pengembangan teknologi digital kepada produsen,” imbuhnya.

Terkait hal itu, Kemenperin telah memperkenalkan konsep industri 4.0 dalam pemasaran secara online. Pemasaran yang sebelumnya dilakukan secara konvensional beralih menggunakan inovasi pemasaran online. Sedangkan, bidang logistik juga perlu dikenalkan dengan contactless logistic atau sistem yang mengurangi interaksi antarmanusia sehingga konsumen merasa aman.

Baca juga : Pembangunan Industri Baterai Listrik Butuh Dukungan Pemerintah

Adapun bidang produksi perlu diperkenalkan dengan teknologi pangan olahan dan diversifikasi produk seperti frozen food dan teknologi pengemasan lain yang membuat produk-produk lebih awet, dan juga produk-produk yang siap makan, yang tinggal dikirim dan bisa diolah lebih mudah di rumah.

“Produsen makanan perlu makin mengembangkan produk dengan teknologi, seperti produk-produk jadi yang siap untuk diproses di rumah dengan microwave, oven, atau lainnya. Selain itu, diversifikasi juga dapat dilakukan dengan memperkenalkan functional food yang menyasar kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan asupan gizi,” paparnya.

Rochim menambahkan, Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk menyusun buku Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Industri Pangan. Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi industri pangan dalam melaksanakan aktivitas produksi di era pandemi saat ini.

Baca juga : Patimban Beroperasi, Angin Segar Logistik Nasional

Kemenperin mencatat, selama ini industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Oleh sebab itu, sektor strategis ini dimasukkan dalam prioritas pengembangan pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

Sepanjang triwulan III-2020, industri makanan dan minuman yang merupakan subsektor industri pengolahan nonmigas, menjadi penyumbang terbesar pada PDB nasional dengan mencapai 7,02 persen. Industri makanan dan minuman juga memberikan nilai ekspor tertinggi dalam kelompok manufaktur yang menembus hingga 27,59 miliar dolar AS pada Januari-November 2020.

Di samping itu, industri makanan menggelontorkan investasi secara signifikan sebesar Rp 40,53 triliun pada Januari-September 2020. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.