Dark/Light Mode

Vision+ Dikabarkan Lagi Jajaki Merger Dengan Malacca Strait SPAC

Kamis, 25 Februari 2021 21:11 WIB
MNC Vision. (Foto: Ist)
MNC Vision. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT MNC Vision Networks Tbk dikabarkan sedang melakukan pembicaraan menggabungkan Vision+, bisnis televisi streaming yang dikenal konsumen sebagai Netflix Indonesia, dengan perusahaan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) Malacca Straits Acquisition Co.

Dilansir dari Bloomberg, selain Vision+, MNC Play penyedia broadband dan TV box Indonesia yang merupakan bagian dari MNC Vision Networks, juga akan diikutsertakan dalam transaksi tersebut.

"MNC yang dikendalikan oleh taipan Indonesia Hary Tanoesoedibjo, siap untuk memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi. Hal tersebut akan menjadikan MNC sebagai pemegang saham mayoritas dari entitas gabungan," kata sumber Bloomberg itu, Kamis (25/2).

Baca juga : Selangkah Lagi, Ibra Duet Dengan Mario Mandzukic

Special Purpose Acquisition Company (SPAC) Malacca Straits telah memulai diskusi dengan sejumlah investor. Termasuk Tiga Investments, perusahaan investasi milik Ray Zage itu berupaya mengumpulkan 50 juta dolar AS dalam ekuitas baru untuk menjadikan nilai perusahaan gabungan menjadi sekitar 600 juta dolar AS.

Transaksi kemungkinan diumumkan paling cepat bulan depan. Tetapi karena belum ada kesepakatan apapun yang diselesaikan, bisa saja persyaratannya dapat berubah atau pembicaraan tersebut bisa gagal.

Perwakilan MNC, Malacca Straits dan Tiga menolak berkomentar.

Baca juga : Rokan Mau Hidupkan Lagi Ratusan Ribu Hektar Lahan Sawit

Vision +, yang diluncurkan pada 2019 itu memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan, sedangkan MNC Play memiliki sekitar 300.000 pelanggan, menurut data MNC yang dirilis bulan ini. Bisnis tersebut membukukan pendapatan kolektif sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, atau Ebitda, dan pendapatan masing-masing sekitar  46 juta dolar AS dan 77 juta dolar AS pada 2020.

Angka-angka tersebut diproyeksikan tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 39 persen dan 45 persen hingga 2025 menjadi 293 juta dolar AS dan 400 juta dolar AS berdasarkan basis pelanggan berbayar yang diharapkan sekitar 6,6 juta. [DIT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.