Dark/Light Mode

Mudik Lebaran Bisa Kerek Perekonomian

Awas, Untung Jadi Buntung

Minggu, 21 Maret 2021 05:52 WIB
Penumpang tiba di terminal kampung rambutan, Jakarta, Minggu 3 Januari 2021. (Antara Foto)
Penumpang tiba di terminal kampung rambutan, Jakarta, Minggu 3 Januari 2021. (Antara Foto)

 Sebelumnya 
Faisal menilai, dana mengalir ke daerah juga akan meningkat dibandingkan tahun lalu jika mudik tidak dilarang.

Namun, Faisal mengingatkan, dengan dibukanya arus mudik, ada resiko Indonesia kembali menghadapi gelombang penye­baran virus Corona yang tinggi. Jika terjadi, imbasnya akan memukul perekonomian.

Ia mengingatkan, kasus Co­vid-19 pertama di Wuhan, China, angkanya meningkat pesat setelah mudik Imlek berlang­sung. Pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lain ini berpeluang membuat angka penularan kembali tinggi. Hal ini tentu bertentangan dengan upaya pemerintah untuk menangani pandemi dari sisi kesehatan.

Baca juga : Pentingnya Menjaga Pencernaan Anak Untuk Imunitas

“Biar bagaimana pun sekarang kan grafik pandemi sudah turun. Tapi kalau tidak hati-hati, kalau tidak diperketat protokol kesehatannya, ini akan bisa jadi naik lagi,” ujarnya.

Sementara, netizen menyam­but baik rencana pemerintah memperbolehkan mudik Leba­ran. Meski begitu, tetap ada kekhawatiran penyebaran Co­vid-19 akan kembali meningkat.

“Saya setuju mudik tidak di­larang. Ekonomi harus bangkit. Masyarakat harus senang dan gembira hatinya setelah Ramadan. Kita tidak pernah tahu ini Lebaran terakhir kita bersama keluarga,” kata akun, @mbahndi.

Baca juga : UMKM Punya Peran Strategis Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Akun Tubirfess berharap, pemerintah konsisten dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat selama mudik. “Semoga aja bener-bener ketat ya. Nggak lucu kalo beneran pandemi Co­rona di Indonesia kelar 10 tahun lagi,” harapnya.

Sedangkan akun dengan nama Ahadiakbarh menyarankan pemerintah tetap mengimbau masyarakat agar lebih baik di rumah saja dan tidak mudik. Yaitu, dengan menerapkan syarat yang cukup ketat supaya orang tidak banyak yang mudik.

“Emang agak jahat sih, tapi ya namanya juga demi kemaslahatan bersama,” katanya.

Baca juga : Pemulihan Ekonomi Nasional Tergantung Kinerja BUMD

Menurut antaraput, kebijakan mudik menjadi serba salah. “Ng­gak dibolehin mudik ntar tetap ada aja yang jebol pulang kampung dengan segala macam cara. Dibolehin mudik, ada aja yang nggak sesuai protokol,” ujarnya.

“Kalo ini mah tergantung orangnya aja nggak sih. Kalo emang sadar bahayanya Co­vid-19, pasti mereka juga nggak bakal milih mudik. Soalnya tahun kemarin juga sudah dilarang, tapi tetap ada aja yang nekat,” kata sanvtuary. [KPJ/ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.