Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Loyo Lagi, Rupiah Butuh Vaksin Tokcer

Kamis, 15 April 2021 10:33 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini rupiah masih loyo. Rupiah dibuka melemah 0,10 persen di level Rp 14.617 per dolar AS dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp 14.602. Rupih butuh vaksin tokcer.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga turut melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura minus 0,03 persen, dolar Taiwan minus 0,13 persen, won Korea Selatan turun 0,05 persen, yuan China melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen.

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang saingannya terkoreksi 0,01 persen ke level 91,682. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,04 persen ke level Rp 17.482, terhadap poundsterling Inggris minus 0,05 persen ke level Rp 20.108 dan terhadap dolar Australia juga melemah 0,03 persen ke level Rp 11.271.

Baca juga : Hari Pertama Puasa, Rupiah Ikutan Lemes

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi terkoreksi hari ini. “Nilai rupiah masih dapat terkoreksi dengan perkiraan pergerakan pada dalam rentang Rp 14.590-14.635,” kata Ibrahim dalam laporannya, Kamis (15/4). 

Menurutnya, dolar AS terkoreksi setelah rilis indeks harga konsumen (IHK) di AS, tidak memicu kekhawatiran mengenai kenaikan inflasi dan pengetatan bank sentral, walau naik lebih tinggi dari perkiraan.

Adapun, indeks harga konsumen inti (Core Consumer Price Index/CPI) AS dirilis naik 0,3 persen secara bulanan (MoM) pada Maret. Sementara, IHK di AS tumbuh 0,6 persen MoM.

Baca juga : Hobi Nonton Drakor, Rossa Buka Restoran Masakan Korea

“Pejabat Bank Sentral AS mengatakan ekonomi AS dapat berkembang sebesar 5 sampai 6 persen di 2021, didorong oleh program vaksinasi dan bantuan fiskal yang solid. Tetapi Federal Reserve belum akan menarik dananya dari pasar,” jelasnya.

Sementara, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data perdagangan di China yang mencakup data ekspor, impor, dan neraca perdagangan.

Dari dalam negeri, peningkatan zona merah keterpaparan Covid-19 menjadi 11 zona juga tak luput dari perhatian investor.

Baca juga : Kontrol Harga Kebutuhan Pokok

“Selain upaya yang dilakukan pemerintah, menurutnya perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia bergantung juga pada perilaku masyarakat dalam menerapkan perubahan perilaku,” tutupnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.