Dark/Light Mode

Luhut: Uang Kita Tidak Lari Keluar Negeri, Contohnya Gojek

Minggu, 14 April 2019 15:27 WIB
Pengemudi Gojek. (Foto: Marketeers)
Pengemudi Gojek. (Foto: Marketeers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai keberhasilan perusahaan aplikasi Gojek adalah jawabannya atas kekhawatiran selama ini bahwa kehadiran start-up digital sekelas unicorn ataupun decacorn akan membawa pendapatan negara keluar negeri.

“Dari unicorn menjadi decacorn, Gojek menjadi model di Indonesia dan menjadi model di internasional. Jadi siapa bilang uang kita lari keluar? Tapi sebaliknya, uang (dari luar justru) masuk ke kita,” ujarnya saat memberi sambutan dalam acara jumpa pers Mitra Juara Gojek 2019 di Kawasan Ancol, Jakarta, baru-baru ini.

Luhut menambahkan, Gojek memiliki peran penting bagi perekonomian karena mampu memberi sumbangan terhadap ekonomi Indonesia sebesar Rp 44,2 triliun lebih. Teknologi super-app yang dikembangkan Gojek juga dinilai berhasil menciptakan lapangan kerja yang banyak.

Baca juga : KPK Yakin Uang Sitaan Dari Ruang Menag, Ada Kaitannya Dengan Rommy

“Katanya teknologi itu bisa membuat susah mencari lapangan kerja. Tapi Gojek membuktikan bahwa teknologi ini bisa membuka lapangan kerja,” tegasnya.

Mengutip suatu sumber, Luhut mengatakan prospek Indonesia sebagai pasar digital diperkirakan akan semakin besar dan akan mencapai100 miliar dolar AS pada 2025. “Jadi kalau investor mau masuk ke Gojek, itu adalah cerminan stabilitas ekonomi dan stabilitas politik kita. Bagusnya adalah manajemen Gojek itu masih dipegang orang Indonesia. Jadi kita yang atur, bukan didikte negara lain,” kata Luhut.

Menjawab pertanyaan wartawan, Luhut meyakinkan bahwa pemerintah akan terus mendukung munculnya start-up digital baru dan akan memfasilitasi mereka menjadi unicorn baru yang akan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Baca juga : Utang Luar Negeri, Naik Tapi Aman Kok

Sementara itu, Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim mengatakan, bangga sekaligus bersyukur bahwa produk buatan anak bangsa ini dapat menjadi pemain regional. Saat ini, penetrasi Gojek nomor satu di Indonesia.

Berdasarkan laporan App Annie yang berjudul The State of Mobile 2019, Gojek menjadi aplikasi on-demand di Indonesia dengan monthly active users terbanyak. Bahkan, pengguna aktif aplikasi Gojek secara mingguan (weekly active users) 1,5 kali lipat lebih banyak dibandingkan kompetitornya di Indonesia.

Keberhasilan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan gross transaction value (GTV) Gojek yang berhasil menembus lebih dari 9 miliar dolar AS per akhir 2018 dengan total volume transaksi setahun mencapai 2 miliar. Gojek juga menjadi brand top of mind bagi masyarakat Indonesia berdasarkan data dari lembaga independen global lainnya, Yougov.

Baca juga : Utang Luar Negeri Kita Masih Aman Terkendali

Kemudian berdasarkan Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) tahun 2018, layanan Go Food sendiri bahkan menyumbang Rp 18 triliun terhadap perekonomian Indonesia di 2018, sehingga tercatat sebagai layanan bisnis berbasis digital terbesar di Asia Tenggara dan terbesar No.3 di dunia. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.