Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Larangan Mudik Bisa Jadi Berkah Ekonomi Buat Jakarta

Jumat, 7 Mei 2021 21:26 WIB
Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang (Foto: Istimewa)
Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Larangan mudik tahun ini berpotensi menggairahkan perekonomian di DKI Jakarta dan sekitarnya. Demikian disampaikan Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta ini menerangkan, kondisi  ekonomi yang mulai membaik. Kemudian, adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar Tunjangan Hari Raya (THR) serta cairnya THR untuk ASN, TNI-Polri dan pensiunan. 

“Biasanya, uang ini akan mengalir ke daerah tujuan mudik. Namun, karena larangan mudik yang sangat ketat, uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya,” terang Sarman, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (7/5).

Baca juga : Kebijakan Larangan Mudik Gagal Jika Pemerintah Tak Konsisten

Sarman menambahkan, warga Jakarta dan sekitarnya yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mall, hotel, restoran, café, pusat hiburan/wisata seperti Ancol, TMII, Taman Margasatwa Ragunan, Monas, Kota Tua, Kepulauan Seribu, dan lainnya di kawasan Bodetabek. “Dengan begitu, akan terjadi transaksi ekonomi yang signifikan yang akan menggairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya,” imbuhnya.

Setiap tahun, lanjut Sarman, biasanya sekitar 7 jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai Rp 10 triliun. Namun, tahun ini, keluarga di kampung hanya menerima kiriman uang Lebaran karena larangan mudik. 

Untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini, warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun. Dengan asumsi, per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribu rupiah selama liburan Idul Fitri 1442 H.

Baca juga : Ekspor Tanaman Hias Minaqu Jadi Ladang Ekonomi Baru

“Ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atasnya. Dengan adanya perputaran tersebut, akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional,” jelasnya.

Sementara, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 selama musim liburan Idul Fitri 2021 di DKI Jakarta dan sekitarnya, Sarman menyarankan pemerintah mempersiapkan Satgas atau petugas keamanan untuk melakukan sosialisasi, pengawasan, dan pemberian sanksi bagi pengunjung yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Terutama di tempat-tempat yang berpotensi bakal ramai dikunjungi seperti mall dan pusat wisata. 

“Kita harus pastikan bahwa pasca libur Idul Fitri tidak terjadi lonjakan penyebaran Covid-19 yang nantinya akan dapat mengganggu berbagai aktivitas bisnis dan perekonomian. Larangan mudik tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ucap Sarman. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.