Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai pelarangan mudik tahun 2021 tidak efektif dan berpotensi gagal. Pasalnya, banyak kekurangan dalam pelarangan ini ini.
Salah satu kekurangan dalam dalam kebijakan pelarangan mudik ini, sebut Achmad, adalah adanya ketidaksinkronan dengan kebijakan pemerintah daerah. Seperti tidak ditutupnya tempat wisata hingga pusat-pusat perbelanjaan oleh daerah.
Baca juga : Hari Pertama Larangan Mudik, Polisi Putar Balikkan 23.573 Kendaraan
"Akibatnya rakyat akan nekat mudik karena mereka melihat sudah tidak ada alasan lagi mobilisasi dibatasi. Pusat belanja tidak dilarang, wisata lokal dibuka," ujar Achmad dalam keterangannya kepada RM.id, Jumat (7/5).
Achmad juga menilai pelarangan mudik ini terkesan pilih-pilih. Pasalnya, saat WNI dilarang melaukan mudik, tapi WNA justru mudah keluar masuk Indonesia.
Baca juga : Hari Pertama Larangan Mudik, KAI Layani 2.852 Penumpang KA Jarak Jauh
"Publik melihat selama larangan mudik tidak disertai larangan tegas lainnya. Seperti larangan warga asing masuk Indonesia. Maka pelarangan mudik tahun 2021 ini akan gagal," ujarnya.
Achmad pun menyarankan kepada pemerintah untuk membuat perencanan yang matang sebelum membuat kebijakan, termasuk melakukan komunikasi publik yang lebih konsisten.
Baca juga : Awas, ASN Yang Ketahuan Mudik Bakal Dilaporin
"Jangan salahkan rakyat, tapi salahkan komunikasi publik pemerintah yang tidak konsisten karena pembatasan pergerakan orang tanpa kriteria yang pasti dan terkesan main-main," tandasnya. [SSL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya