Dark/Light Mode

Pemerintah Lirik Hidrogen Sebagai Energi Terbarukan

Kamis, 20 Mei 2021 23:54 WIB
Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam webinar The International Youth Summit for Renewable Energy (IYSRE)  di Jakarta, Jumat (20/5).
Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam webinar The International Youth Summit for Renewable Energy (IYSRE) di Jakarta, Jumat (20/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah tengah memanfaatan hidrogen yang bersumber dari air guna memenuhi porsi bauran energi bersih nasional dan target nol emisi.

" Indonesia sekarang menjajaki pemanfaatan energi yang bersumber dari tenaga air dengan skala besar untuk bisa menghasilkan hidrogen," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam webinar The International Youth Summit for Renewable Energy (IYSRE) yang dipantau di Jakarta, Jumat (20/5).

Menurutnya, penanganan hidrogen tidak mudah. Sehingga, banyak negara memprogramkan proyek untuk memproduksi hidrogen, seperti Australia yang sudah memiliki rencana untuk memproduksi hidrogen skala besar agar bisa melakukan ekspor ke negara-negara industri.

Selain itu, Chili yang merupakan negara di bagian tenggara Amerika juga telah menyusun program untuk menghasilkan hidrogen guna menghidupkan pembangkit listrik berkapasitas 5 Gigawatt (GW).

Baca juga : Pemerintah Waspada Arus Balik Pemudik Asal Sumatera Ke Jawa

Bahkan, hidrogen di Chili berada pada kisaran harga 1,5 dolar AS per kilogram dan diproyeksikan bisa menembus harga 1 dolar AS per kilogram dengan efisiensi maupun kapasitas yang lebih ekonomis.

"Kalau harganya bisa 1 dolar AS per kilogram, hidrogen bisa bersaing dengan energi lain," kata Arifin.

Ia menjelaskan, Pemerintah melirik hidrogen karena unsur ini hanya menghasilkan limbah berupa uap air, sehingga sangat ramah lingkungan. 

Selain itu, potensi air yang melimpah juga menjadi alasan pemanfaatan hidrogen sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan.

Baca juga : Vaksinasi Digenjot Lagi, Lansia Diprioritaskan

"Karbondioksida yang berasal dari energi fosil menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti kenaikan temperatur suhu bumi. Maka, kita harus bisa memanfaatkan sumber-sumber energi baru terbarukan," kata Arifin.

Gas hidrogen dapat diproduksi melalui stream reforming, gasifikasi biomassa, gasifikasi batu bara, dan elektrolisis air. Terkhusus di dalam air, gas hidrogen teroksidasi bersama oksigen. Pemisahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan energi listrik disebut elektrolisa.

Reaksi pemecahan air adalah reaksi tak spontan tetapi dapat didorong dengan memberikan energi ke dalam sistem, semisal energi listrik.

Di Indonesia, sejumlah kampus yang aktif melakukan penelitian terkait produksi dan penyimpanan hidrogen, di antaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Baca juga : Pemerintah Fokus Penyaringan Pemudik Di Bakauheni Dan Gilimanuk

Merujuk catatan sejarah, ide menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar telah berlangsung lama saat usur ini ditemukan Henry Cavendish pada 1766.

Sejak saat itu, beragam teknologi untuk memproduksi hidrogen dan memanfaatkan gas ini terus berkembang pesat. Terlebih ketika negara-negara di dunia berkomitmen menurunkan suhu bumi dan mengurangi emisi karbon, maka gas hidrogen sebagai salah satu energi alternatif menjadi kian populer. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.