Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai positif program Work From Bali. Menurutnya, WFB bisa mendongkrak pariwisata dan ekonomi.
“Baguslah untuk menarik kembali ekonomi. Bali di kuartal l-2021 ini pertumbuhannya masih minus 9,5 persen. Upaya yang dilakukan pemerintah sebenarnya baik saja,” kata Hariyadi kepada Rakyat Merdeka, Jumat (21/5).
Namun demikian, Hariyadi mengakui, pengaruhnya nggak akan terlalu besar. Karena, pendapatan Bali sangat bergantung pada belanja wisatawan asing.
Baca juga : Masuk Aksi Pencegahan Korupsi, Cukai Butuh Aturan Main
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini mengungkapkan, dalam kondisi normal, wisatawan mancanegara yang datang ke Bali bisa sekitar 6 juta orang.
Dengan rata-rata menghabiskan uangnya sekitar 1.200 dolar AS setiap kunjungan ke Bali.
“Bali itu butuh turis asing. Jadi bisa dibayangkan bagaimana babak belurnya Bali saat ini karena turis nggak ada yang datang,” ungkapnya.
Baca juga : May Day Masih Pandemi, Buruh KSPSI Ogah Turun Aksi
Kondisi berbeda dengan daerah wisata lainnya seperti Yogyakarta. Menurutnya, Yogyakarta masih bisa mengandalkan turis lokal.
“Untuk Bali, kalau cuma turis lokal yang datang, nggak akan terlalu ngangkat,” ucapnya.
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Anggawira juga menilai positif. Karena, WFB dapat memberikan kepercayaan baik kepada tamu domestik ataupun internasional yang akan ke Bali.
Baca juga : Loyo Lagi, Rupiah Butuh Vaksin Tokcer
“Sebenarnya Work From Bali ini juga bisa disiasati dengan berbagai macam strategi tanpa memboroskan anggaran belanja negara,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah strategis untuk menghidupkan pariwisata Bali.
Misalnya, mendorong sektor non ASN seperti mengajak pelaku usaha mancanegara melakukan WFB. Kebijakan ini bisa dipandang menjadi bentuk insentif bagi pelaku wisata yang terdampak pandemi. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya