Dark/Light Mode

Pengenaan Biaya di ATM Link Tak Berat, Tapi Bisa Turunkan Citra Bank BUMN

Senin, 24 Mei 2021 23:59 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar ekonomi menilai, masyarakat tak terlalu dirugikan dengan kebijakan pengenaan biaya transaksi di ATM Link milik Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). Namun demikian, akan ada efek dalam jangka panjang.

Pengamat ekonomi dari CORE Indonesia Piter Abdullah menilai keputusan bank Himbara melakukan pengenaan biaya pada transaksi di ATM Link tidak akan menguntungkan mereka. Kebijakan ini justru berpotensi bisa menurunkan citra bank BUMN tersebut di mata masyarakat.

Soalnya, kenaikan biaya dari semula gratis tersebut, bakal membuat masyarakat beropini, Bank Himbara yang hanya fokus pada keuntungan tanpa memikirkan nasabah. "Bisa merugikan dari perspektif jangka panjangnya," ujar Piter saat dihubungi, Senin (24/5).

Seperti diketahui mulai 1 Juni 2021 Bank-bank pelat merah yang tergabung dalam jaringan ATM Link adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan mengenakan biaya untuk transfer dan cek saldo di ATM Link.

Baca juga : Pejuang Kebinekaan SAE Nababan Wafat, Bamsoet Sampaikan Duka Cita

Adapun biaya cek saldo dikenakan sebesar Rp 2.500, sedangkan transaksi tarik tunai sebesar Rp 5.000. Sementara biaya transfer antar bank tidak mengalami perubahan, atau tetap di angka Rp 4.000.

Menurut Piter, meski kenaikan biaya transaksi ATM Link bukan merupakan beban berat, namun kenaikan tersebut tidak menyenangkan di mata nasabah.

"Tidak akan terlalu beratkan nasabah karena mereka tidak akan setiap hari cek saldo dan tarik tunai. Tapi walaupun tidak berat, kenaikan biaya itu tidak menyenangkan di mata nasabah," tambahnya.

Dia menyebut persaingan perbankan kini sudah memasuki era baru karena mereka tidak hanya bersaing dengan sesama bank tetapi juga dengan fintech yang lebih efisien. "Termasuk di antaranya bisa melakukan transfer secara gratis," sambung Piter.

Baca juga : Jelang Lebaran, CIMB Niaga Beri Promo Cashback Dan Diskon Belanja

Tren perbankan lainnya yang harus diperhatikan yaitu bank sudah mengarah ke layanan digital, yang juga mengedepankan efisiensi.

"Kalau bank Himbara masih mengandalkan posisinya sebagai bank pemerintah saja, tidak melakukan inovasi meningkatkan layanan digital juga, memperbaiki efisiensi, mereka bisa kalah bersaing nantinya," wanti-wantinya.

Pendapat serupa dikemukakan pengamat ekonomi dari INDEF Nailul Huda. Dia menilai pengenaan biaya administrasi tambahan ini memberatkan nasabah. Terlebih di tengah pandemi yang memukul ekonomi dan daya beli masyarakat.

"Terlebih bagi segmen yang tidak terjangkau layanan cashless society dimana uang tunai masih jadi pilihan utama mereka bertransaksi," jelas Huda.

Baca juga : Paman Birin Memang Bagikan Bakul Sembako, Tapi Bukan Di Lokasi PSU

Menurut Huda, saat ini masih banyak masyarakat di pedesaan yang belum melek layanan teknologi finansial sehingga mengandalkan ATM sebagai alat transaksi perbankan. Sehingga pengenaan tarif penggunaan ATM Link akan merugikan masyarakat.

"Faktanya masyarakat kita juga masih banyak yang tergolong cash society. Jadi apapun alasannya, pengenaan tarif ini akan merugikan masyarakat," papar Huda. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.