Dark/Light Mode

Paman Birin Memang Bagikan Bakul Sembako, Tapi Bukan Di Lokasi PSU

Selasa, 13 April 2021 23:02 WIB
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor (kanan) membagikan bakul sembako ke warga setelah banjir di daerahnya. (Foto: Istimewa)
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor (kanan) membagikan bakul sembako ke warga setelah banjir di daerahnya. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tensi politik di Kalimantan Selatan (Kalsel) menjelang pemungutan suara ulang (PSU) semakin tinggi. Tudingan-tudingan semakin kencang. Salah satunya, mengarah ke Gubernur Kalsel yang juga calon petahana Sahbirin Noor alias Paman Birin. Paman Birin dituding membagikan bakul berisi sembako untuk kepentingan PSU.

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan PSU di sejumlah TPS di Pilkada Kalsel. PSU akan digelar pada 9 Juni 2021. PSU itu akan dilakukan di seluruh TPS di Kecamatan Banjarmasin Selatan-Kota Banjarmasin, Kecamatan Sambungmakmur, Kecamatan Alu, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman, serta Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. PSU juga harus dilakukan di 24 TPS di Kecamatan Binuang di Kabupaten Tapin.

Baca juga : Kementan Bantu Peternak Terdampak Banjir Di NTB

Nah, menjelang PSU ini, ada tudingan bahwa Tim Paman Birin membagikan bakul sembako ke warga. Namun, tudingan ini dibantah oleh Muslim, warga Banjar, Kalsel.

Dia menyebut, Paman Birin memang membagikan bakul sembako. Tapi, bakul tersebut merupakan bantuan untuk korban banjir. Bakul tersebut dibagikan di luar area PSU. 

Baca juga : Mendag: Masih Wajar...

“Pembagian bakul itu memang kebiasaan Paman Birin sejak dulu. Itu duit pribadinya murni bentuk kepedulian sosial Paman. Yang anehnya, beredar tuduhan pembagian bakul di daerah PSU oleh Tim Paman,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (13/4).

Melihat hal ini, analis dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK) Muhammad Saiful mengatakan, tudingan ke Paman Birin itu merupakan upaya membangun opini citra negatif terhadap calon gubernur petahana. Saiful menyatakan, cara ini tidak elegan dalam kontentasi pemilihan pemimpin.

Baca juga : Yang Bandel, Bakal Nginap Di Jeruji Besi

Menurut Saiful, gaya pembangunan opini semacam ini sama sekali tak mendidik dan mencerdaskan politik warga. “Bahkan hanya akan menimbulkan politik pecah belah serta memperbesar konflik horizontal dalam masyarakat. Karena mengajarkan masyarakat saling membenci. Padahal, sejatinya dalam Pilgub, masyarakat diajar untuk bisa berpolitik secara cerdas,” katanya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.