Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi kuartal II Tumbuh 8 Persen

Sri Mulyani Kok Optimis Banget Sih

Selasa, 25 Mei 2021 07:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR ke-18 masa persidangan V tahun 2020-2021 di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/5/2021). (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR ke-18 masa persidangan V tahun 2020-2021 di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/5/2021). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan, Sri Mulyani pasang target tinggi untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021, yaitu 8 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari target Presiden Jokowi yang hanya mematok di angka 7 persen. Sri Mulyani dianggap terlalu optimis karena ekonomi kuartal satu saja masih babak belur.

“Proyeksi kuartal II kita dalam range 7,1 persen hingga 8,3 persen,” ujar Sri Mulyani saat rapat dengan Komisi XI DPR secara virtual, kemarin.

Menurutnya, banyak faktor pendukung yang membuat optimis pertumbuhan ekonomi kuartal II akan melonjak. Seperti, konsumsi rumah tangga yang diprediksi tembus 6 persen sampai 6,8 persen pada periode April, Mei, Juni. Penyebabnya, momentum hari raya dan akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Konsumsi pemerintah juga diproyeksi tumbuh positif, pada rentang 8,1 persen sampai 9,7 persen. Begitu juga kinerja investasi yang diprediksi tumbuh 9,4 persen hingga 11,1 persen. Sedangkan ekspor tumbuh 14,9 persen hingga 19,7 persen, dan impornya tumbuh 13 persen hingga 19,7 persen.

Baca juga : Politisi PDIP : Luhut Dan Sri Mulyani Saling Melengkapi

Setidaknya, ada tujuh indikator yang menunjukkan tren positif pada April-Mei. Pertama, harga komoditas di pasar dunia meningkat. Di antaranya minyak dunia di kisaran 67,7 dolar AS per barel, batu bara 99,1 dolar AS per ton, crude palm oil (CPO) 4,95 ringgit Malaysia per ton, dan tembaga yang sudah melampaui 10 ribu dolar AS per ton.

Kedua, PMI manufaktur global mencapai 55,8. Ini merupakan yang tertinggi, bahkan sejak April 2010. Ketiga, tingkat kepercayaan konsumen naik dari 93,4 menjadi 101,5 per April 2021. Keempat, konsumsi listrik tumbuh 6,3 persen dari sebelumnya negatif. Kelima, penjualan mobil ritel tumbuh 227 persen.

Keenam, peningkatan pertumbuhan investasi yang ditandai naiknya konsumsi semen sekitar 8,6 persen, impor besi dan baja 48,8 persen, impor barang modal naik 11 persen, dan lainnya. Ketujuh, realisasi ekspor dan impor juga naik. Kedelapan, pertambahan jumlah kasus Covid-19 baru di Indonesia relatif terkendali.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, belum berubah, tetap di rentang 4,5-5,3 persen. Proyeksi ini merupakan asumsi awal yang tertuang di APBN 2021.

Baca juga : Sri Mulyani Lempar Handuk

Anggota Komisi XI DPR, Andreas Eddy Susetyo pesimis dengan proyeksi tersebut. Dia menilai, kondisi ekonomi saat ini masih jauh dari kata pulih. Menurut Andreas, lebih tepat jika dikatakan rebound pada kuartal II tahun ini. “Kalau dikatakan recovery itu sebetulnya belum,” cetus politisi PDIP ini.

Hal yang sama juga dikatakan Anggota Komisi XI DPR, Jon Erizal. Kata dia, penyulut pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor impor. Sementara realisasi pertumbuhan ekonomi hingga kuartal I masih berat untuk mencapai positif. “Tiba-tiba di Kuartal II-2021 lonjakannya sampai 7,1 persen. Bagaimana cara memperoleh lonjakan setinggi itu?” katanya.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, pemerintah mulai halusinasi. Mengejar pertumbuhan tinggi, tapi kebijakannya kontraproduktif. Seperti wacana Tax Amnesty hingga pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) yang lebih tinggi.

Bhima memprediksi, ekonomi masih akan sulit menembus 7 persen meski ada indikator perbaikan di sektor manufaktur, ekspor, dan konsumsi rumah tangga. “Dibanding mengumbar optimisme, pemerintah lebih baik fokus untuk pemulihan di 1,5 bulan tersisa pada kuartal ke II,” pungkasnya.

Baca juga : Boleh Optimis, Tapi Sebaiknya Realistis

Warganet ikut mengomentari target Sri Mulyani itu. @AriKacung1 berharap proyeksi Sri Mulyani soal ekonomi benar. “Kalau salah kebangetan. Malu-maluin,” cuitnya. “Mudah-mudahan tidak serba berkebalikan,” cuit @PatMonem. Sementara akun @TomoiLamba mempertanyakan pertumbuhan ekonomi 8 persen itu. “Meroket nggak bu?” cuitnya.

Sementara akun @tidakfergusso optimis. “Komoditas banyak yang panen pas kuartal II, jadi ya masuk akal sih,” cuitnya. Akun @PutraMerdeka9 bahkan menganggap andai-andai Sri Mulyani ketinggian. “Mimpi di atas mimpi,” sindirnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.