Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ramal Ekonomi Tumbuh 7 Persen

Luhut Kepedean

Kamis, 8 April 2021 07:45 WIB
Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Istimewa)
Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak pihak meragukan ekonomi tahun ini akan tumbuh positif. Kalaupun tumbuh positif, akan susah mengejar target 5 persen yang dicanangkan Presiden Jokowi. Namun, Luhut Binsar Pandjaitan punya ramalan sendiri. Menko Kemaritiman dan Investasi itu, begitu pede alias percaya diri ekonomi yang rontok digempur Corona, akan tumbuh 7 persen. Wow, jangan kepedean ah, jenderal!

Proyeksi Luhut ekonomi bisa tumbuh hingga 7 persen ini jauh di atas target yang dibuat pemerintah. Dalam APBN 2021, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi di tahun ini sebesar 5 persen.

Bahkan, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen. Keputusan ini berbanding terbalik dengan pandangan IMF atas pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 6 persen, naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5,5 persen.

Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF, Gita Gopinath memprediksi, ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh lebih rendah, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN-5, yakni Indonesia Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

Baca juga : Airlangga Pede Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

IMF memproyeksikan, kawasan ini akan tumbuh sekitar 4,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi akan dicetak Filipina hingga 6,9 persen pada 2021. Posisi kedua dan ketiga diduduki Vietnam dan Malaysia yang masing-masing diramal tumbuh hingga 6,5 persen.

Kendati memangkas proyeksinya, IMF meyakini perekonomian Indonesia mampu tumbuh hingga 5,8 persen, lebih tinggi dari tren pertumbuhan ekonomi sebelum Covid-19. Proyeksi ini dilandasi asumsi kebijakan fiskal dan asumsi kebijakan moneter.

Lantas apa yang membuat Luhut yakin ekonomi bisa tumbuh hingga 7 persen? Pensiunan jenderal bintang 4 ini tidak menampik, pertumbuhan ekonomi di kuartal I masih akan mengalami kontraksi. Perkiraannya sekitar minus 0,3 persen. Namun, pada kuartal II-2021, Luhut yakin betul ekonomi bisa melesat.

“Saya kira, kalau kuartal II, ramalan dari BI (Bank Indonesia) bisa sampai ke 7 persen. Karena basisnya lebih rendah,” kata Luhut, dalam acara CEO & Leadership Summit 2021 yang digelar virtual, kemarin.

Baca juga : Verstappen Telikung Duo Mercedes

Keyakinan itu muncul setelah melihat berbagai indikator yang bisa mendongkrak ekonomi cepat melesat. Misalnya, simpanan masyarakat di bank mulai berkurang. Artinya, masyarakat telah menggunakan uangnya, baik untuk kegiatan yang bersifat konsumtif atau investasi.

Tak hanya itu, Luhut bilang konsumsi kelas menengah ke atas juga didorong kinerja ekspor yang tumbuh 8,6 persen pada Februari 2021. Begitu juga impor bahan baku dan barang modal yang juga tumbuh masing-masing 12 persen dan 18 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Dengan program yang dibuat pemerintah secara integrasi, semua terintegrasi. Itu membuat kita jauh lebih siap dari waktu-waktu lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pemulihan di kuartal IV 2020,” tegas Luhut.

Namun, proyeksi Luhut itu diragukan banyak pihak. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi (Hippi) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang meminta Luhut menyertakan data. “Misalnya, apakah pertumbuhan kuartal I sudah positif? Jika belum, akan sulit menuju 7 persen,” kata Sarman.

Baca juga : Diramal Tumbuh 3 Persen, Industri Baja Keras Lagi

Sarman menilai, target pemerintah, ekonomi tahun ini bisa melesat tinggi justru tidak disertai dengan sejumlah indikator penunjang. Pertama, PPKM (Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat) masih diberlakukan. Kedua, daya beli masyarakat masih rendah. Ketiga, kinerja ekspor dan investasi masih lemah. Keempat, penyerapan anggaran pemerintah masih lemah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.