Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ajib! Upah Petugas KPPS Pemilu 2024 Naik 2 Kali Lipat, Ini Info Pendaftarannya
- Lari Pagi Di CFD Jakarta, Ganjar Borong Kaos Kaki Dagangan Siti Di Senayan
- Thomas Doll Soroti Mental Skuad Macan Kemayoran
- Survei: 60,2 Persen Publik Percaya Jokowi Tetap Netral Di Pilpres 2024
- Terbang Ke China, Ginting Cs Siap Berburu Gelar BWF World Tour Finals 2023

RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus mendorong petani untuk menanam porang (Amorphophallus muelleri), yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyampaikan, di lahan seluas satu hektare, petani dapat menghasilkan rata-rata 70 ton umbi porang dalam sekali panen.
Harganya mencapai Rp 7.500 per kilogramnya, atau lebih. Bahkan, tanaman yang dikenal dengan nama iles-iles itu, ternyata menjadi komoditas ekspor.
“Petani akan didampingi untuk menanam porang termasuk cara tanam yang baik dan pemasarannya. Diharapkan, hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” kata bupati saat panen perdana tanaman porang di lahan milik kelompok tani “Sendang Mulyo 5” Dusun/Desa Tukang, Pabelan dikutip, Jumat (18/6).
Baca juga : Lapangan Bola Penuh Di Tengah Malam
Bupati optimistis, budidaya tanaman Porang akan berhasil di Kabupaten Semarang. Pasalnya, potensi pengembangan, terutama lahan sangat mendukung.
Selain di Pabelan, lanjut bupati, para petani di Tuntang, Banyubiru, dan beberapa kecamatan lainnya mulai melirik tanaman yang dulu dianggap tidak berharga ini untuk ditanam.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu menjelaskan, tanaman porang termasuk komoditas yang mudah ditanam.
Selain tidak memerlukan perawatan khusus, tanaman umbi-umbian ini juga dapat ditanam di lahan marginal atau lahan kosong yang kurang produktif.
Bahkan dapat ditanam di bawah tanaman tegakan, seperti mahoni dan sengon.
Baca juga : Puan Ajak Semua Elemen Bangsa Gotong Royong Atasi Pandemi
“Ini tren tanaman baru yang sangat potensial karena bernilai ekonomi tinggi. Sudah banyak petani yang mulai menanam,” terangnya.
Menurut data Dispertanikap ada 341 kelompok tani yang menanam porang di lahan seluas 162.667 hektare yang tersebar di 14 kecamatan. Sedangkan luasan panen sampai akhir semester I 2021 mencapai 15.306 hektare.
Ketua kelompok tani Sendang Mulyo 5, Sudadi (45) mengaku sudah menanam porang secara mandiri sejak 2019 lalu. Sekali panen di lahan seluas satu hektare, pendapatan kotor yang diperolehnya bisa mencapai Rp 500 juta lebih.
“Saya bisa panen 80 ton umbi Porang. Dengan harga Rp7 ribu per kilogram, lumayan pendapatannya,” terangnya.
Baca juga : Kak Seto: Pembelajaran Lewat Online Tak Selamanya Negatif
Sedangkan 30 anggota kelompok tani yang dipimpinnya, baru mulai menanam Oktober 2020 lalu. Disampaikan, panen perdana oleh bupati kali ini di lahan seluas 0,5 hektare dan menghasilkan kurang lebih 75 ton umbi porang. Menariknya lagi, seluruh hasil panen sudah pasti terserap habis di pasar.
Meski hasilnya lebih bagus, Sudadi dan kawan-kawan tidak meninggalkan padi sebagai tanaman pokok. Menurutnya, porang menjadi pilihan menambah pendapatan di masa pandemi seperti saat ini. [MFA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya