Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kak Seto: Pembelajaran Lewat Online Tak Selamanya Negatif

Minggu, 13 Juni 2021 09:00 WIB
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (Foto: Istimewa)
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai bulan depan akan menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Artinya, aktivitas pembelajaran via online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat pandemi akan semakin dikurangi. 

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi meminta pembelajaran via online tetap dibuka meski aktivitas PTM sudah berjalan. Menurutnya, dalam kondisi Covid-19 sekolah harus terus memberikan pilihan dengan kualitas yang serupa antara belajar via online atau PTM. 

Baca juga : Menpora Yakin Penerapan Sport Science Bangkitkan Olahraga Nasional

“Kemungkinan untuk bisa melakukan tatap muka itu secara nasional kondisinya tidak sama. Kadang-kadang ada kondisi yang bisa, tapi ada juga yang justru lebih sulit sekolah tatap muka,” ujar Kak Seto, sapaan akrabnya, dalam diskusi virtual, kemarin. 

Menurutnya, PTM bukan satu-satunya solusi terakhir untuk memecahkan masalah. Karena itu, pembelajaran via online juga harus berkualitas. “Metode PJJ (pembelajaran jarak jauh) harus memberdayakan peran orangtua siswa. Karena orang tua ujung tombak para guru,” sarannya. 

Baca juga : Bank Mandiri Layani Pembayaran Fidusia Online Via Mandiri Microsite

Dia mengatakan, pembelajaran via online tidak melulu berdampak negatif. Dalam PJJ keberhasilan juga sudah bisa dibuktikan. Bahkan sejak sebelum Covid-19. 

“Seperti di sekolah kami. Itu ada tatap muka serta PJJ. Beberapa tahun terakhir sebelum pandemi, sejak lima tahun terakhir, sudah ada yang tercatat sebagai pelajar berprestasi nasional. Dia diundang ke Amerika,” kisahnya, bangga. 

Baca juga : Yan Permenas: Pemekaran Papua Perlu Perencanaan Detail

Tetapi Kak Seto menyebut, PJJ bisa berdampak negatif jika tidak diikuti metode pembelajaran yang tepat. Ini adalah tugas sekolah untuk menciptakan inovasi. Menurutnya, justru pandemi seperti sekarang ini, merangsang kreativitas untuk mengelola sekolah. 

“Intinya, jangan sampai Covid-19 membuat pendidikan terpuruk. Ini sudah lebih dari 1 tahun, seharusnya menjadi bahan evaluasi agar peduli, bisa membuat sinyal pendidikan semakin kreatif dan inovasi. Sehingga indonesia melahirkan prestasi,” jelas Kak Seto. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.