Dark/Light Mode

Stok Di Gudang Banyak

Ketua Umum APTRI: Jawa Timur Tak Perlu Impor Gula

Kamis, 8 Juli 2021 22:37 WIB
Ketua APTRI Soemitro Samadikun (Foto: Istimewa)
Ketua APTRI Soemitro Samadikun (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun mengaku tak habis pikir, dengan isu kelangkaan gula konsumsi dan gula rafinasi di Jawa Timur yang saat ini tengah berhembus kencang.

"Siapa sih yang ngomong gula langka? Sekarang, saya jual gula petani Rp 10.500 aja susah. Saat ini, gula petani yang nggak laku, jumlahnya 50 ribu ton di seluruh Jawa Timur. Sekarang kita justru lagi panen. Musim giling kok," kata Soemitro kepada RM.id, Kamis (8/7).

Baca juga : Sah, Bamsoet Dilantik Jadi Ketua Umum Tarung Derajat

Soemitro menegaskan, sebagai lumbung tebu, Jawa Timur tak mungkin mengalami kelangkaan gula. Apalagi, produksi gula Jawa Timur rata-rata mencapai 50 persen dari total nasional.

"Yang ngomong itu nggak mau beli gula kita. Itu aja kan masalahnya. Gula nggak mungkin langka di Jawa Timur. Berapa pun produksi nasional, 50 persen disumbang Jawa Timur. Jadi, kalau ada orang ngomong gitu, belajar dulu lah tentang produk-produk andalan di Jawa Timur," cetusnya.

Baca juga : Mudik Dilarang, Trafik Penumpang Di Bandara Angkasa Pura I Terus Turun

Soemitro tak ingin, isu kelangkaan ini membuat Jawa Timur dikirimi banyak gula. Kalau itu sampai terjadi, petani tebu bisa mati.

"Susah, kalau petaninya nggak untung atau bangkrut, seperti sekarang ini. Susah jualnya. Pedagang juga nggak ada yang nawar. Nawar, harganya murah sekali," ungkapnya.

Baca juga : Sah, Bamsoet Dikukuhkan Jadi Ketua Umum PB Tarung Derajat

Tahun lalu, kata Soemitro, pihaknya bisa mengusahakan harga gula di angka Rp 11.200. Terakhir turun Rp 10.600.

"Di hadapan menteri, para direktur perusahaan dimintai komitmennya. Mereka sanggup beli gula kita Rp 10.500. Tapi dengan catatan, suruh lelang dulu. Begitu dilelang, nggak ada yang nawar. Nawarnya deket-deket 10 ribu. Gula kita nggak laku. Makanya, saya heran, kok bisa dibilang langka. Kalau dibilang langka atau kemahalan, maunya harga berapa. Itu mau bunuh petani," paparnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.