Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Isu Kelangkaan Cuma Isapan Jempol

Pasokan Gula Buat UMKM Di Jawa Timur Berlimpah

Sabtu, 10 Juli 2021 05:25 WIB
Ilustrasi gula pasir. (Foto : shutterstock.com).
Ilustrasi gula pasir. (Foto : shutterstock.com).

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi penyedia gula rafinasi dan petani tebu memastikan isu kelangkaan gula di Jawa Timur (Jatim) hanya isapan jempol belaka alias tidak benar. Mereka memastikan pasokan untuk kebutuhan industri kecil, mencukupi.

Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Be­nardi Dharmawan heran dengan munculnya isu kelangkaan gula rafinasi di Jatim. Pasalnya, kebu­tuhan gula rafinasi untuk kebutu­han industri telah diatur dengan baik. Setiap tahunnya, kebuthan sudah dikalkulasi oleh Pemerintah, baik untuk kebutuhan skala industri besar, menengah, atau kecil.

“Aneh kalau dibilang langka. Pasokannya cukup. Tahun ini, penyerapannya memang ber­beda dibanding tahun lalu. Di industri makanan dan minu­man juga begitu. Ini terjadi karena melemahnya daya beli masyarakat, yang antara lain dipicu oleh kondisi pandemik,” ungkap Benardi kepada RM.id, kemarin.

Baca juga : PPKM Darurat, Angkasa Pura I Sesuaikan Jadwal Operasional Di 4 Bandara

Isu kelangkaan gula, lanjutnya, bukan sekali ini saja berhembus. Pada medio April-Mei, juga muncul isu serupa. Hal ini terjadi karena ada pabrik yang ingin mendapatkan jatah impor untuk raw sugar. Padahal, pabrik itu memproduksi gula konsumsi.

“Karena masih ngotot (da­pat jatah impor), isunya jadi ke mana-mana. Gula dibilang langka. Dengan muncul isu itu, dia ingin bisa minta izin impor. Padahal, gula sudah banyak (ber­limpah),” terang Benardi.

Bernadi tidak yakin dengan kabar yang menyebutkan ada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kesulitan memperoleh gula rafinasi. Bah­kan, ada yang sampai bangkrut. Dia menantang menunjukkan­nya.

Baca juga : Panglima TNI Pastikan Vaksinasi Covid-19 Di DKI Terus Berjalan

“Coba, industri mana yang tu­tup, gara-gara nggak dapat bahan baku mahal. Jadi bangkrut. Kami mau bantu. Kalau ada industri kecil yang kesulitan cari gula rafinasi, kami akan bantu sesuai aturan. Karena gula rafinasi kan nggak bisa dibeli sembarangan,” tuturnya.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun juga memastikan stok gula ber­limpah.

“Siapa sih yang ngomong gula langka? Sekarang, saya jual gula petani Rp 10.500 aja susah. Saat ini, gula petani yang nggak laku, jumlahnya 50 ribu ton di seluruh Jawa Timur. Sekarang kami justru lagi panen. Musim giling kok,” kata Soemitro ke­pada RM.id.

Baca juga : PLN Jamin Pasokan Listrik Di Jawa - Bali Aman

Soemitro menegaskan, se­bagai lumbung tebu, Jatim tak mungkin mengalami kelangkaan gula. Apalagi, produksi gula di Jatim rata-rata mencapai 50 persen dari total nasional.

“Yang ngomong itu nggak mau beli gula kami. Itu aja kan masalahnya. Gula nggak mungkin langka di Jawa Timur. Berapa pun produksi nasional, 50 persen disumbang Jawa Timur. Jadi, kalau ada orang ngomong gitu, belajar dulu lah tentang produk-produk andalan di Jawa Timur,” cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.