Dark/Light Mode

PLN Dorong Peningkatan Konsumsi Listrik Menuju Era Energi Bersih

Kamis, 15 Juli 2021 19:19 WIB
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini. (Dok. PLN)
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini. (Dok. PLN)

 Sebelumnya 
Untuk pembangunan pembangkit EBT, PLN akan melakukannya dengan cermat. Apabila di suatu daerah, suplai listriknya sudah melebihi kapasitas, maka pembangkit EBT sebaiknya tidak dibangun.

Untuk itu, Zulkifili mengingatkan ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan EBT ke depan.

“Pertama, keselarasan supply dan demand. Kedua, affordability (keterjangkauan) dan berikutnya sudah barang tentu environmental (aspek lingkungan)” ujarnya.

Lebih jauh, Zulkifli mengaku ke depan akan fokus untuk melakukan pengembangan EBT di desa dan Kawasan Indonesia Timur.

Baca juga : Dana PEN Dorong Konsumsi Rakyat

Pada sistem kelistrikan dengan reserve margin besar perlu mempertimbangkan harmonisasi supply demand. Sementara pada kawasan Indonesia Timur kami komit membangun pembangkit EBT untuk pembangkit baru.

"PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang ada pun akan dikonversi ke EBT. Potensinya ada 2.130 lokasi yang akan kami konversi dari PLTD ke EBT. Tahap pertama ada 200 MW dari PLTD akan dikonversi ke EBT,” ujarnya.

Selain itu, PLN juga memiliki program Green Booster melalui Cofiring yaitu melalui substitusi sebagian batubara dengan biomasa dari tanaman energy maupun pellet sampah. Inovasi ini akan dilakukan di 53 PLTU eksisting PLN.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan bauran EBT, namun juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah dan menggerakan roda ekonomi daerah.

Baca juga : KPK Dorong Penegakan Hukum Operasi Tambang Liar

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) mewakili Arifin Tasrif, Menteri Energi Sumber Daya Mineral dalam kesempatan tersebut turut menyampaikan peta pengembangan EBT.

Saat ini, menurutnya, total potensi pengembangan EBT di Indonesia mencapai 417,8 GW. Sementara yang sudah dimanfaatkan totalnya baru mencapai sekitar 2,5 persen atau setara 10,4 GW.

Untuk menuju energi bersih, menurutnya pemerintah telah menyiapkan berbagai aturan pendukung berupa Peraturan Menteri hingga menunggu Rancangan Undang-Undang EBT yang menjadi inisiatif dari Dewan perwakilan Rakyat.

Selain itu, ada pula beragam insentif, seperti tax allowance hingga tax holiday. Dari sisi pembiayaan, menurut Dadan, makin banyak penawaran skema pembiayaan yang makin menarik untuk pemanfaatan energi bersih khususnya EBT.

Baca juga : Dinkes DKI Beri Pendampingan Perawatan Foke Dan Istri Yang Kena Covid

Dirinya meyakini, jika seluruh upaya dilakukan bersama-sama maka target net zero emission akan tercapai. “Kita Insya Allah, akan masuk ke net zero emission di sekitar 2060, ” pungkasnya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.