Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Sudah Kembali Ke Jabotabek
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah merampungkan laporan keuangan tahun buku 2020. Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 20,3 triliun. Dengan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pendapatan usaha tersebut ditunjang dari penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dolar AS (Rp 17,4 triliun), penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS (Rp 1,1 triliun), dan lini pendapatan lainnya sebesar 214 juta dolar AS (Rp 3,1 triliun).
Di samping itu, perseroan mulai mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen atau menjadi 1,6 miliar dolar AS (Rp 23,2 triliun) dibanding tahun 2019 sebesar 2,5 miliar dolar AS (Rp 36,2 triliun).
“(Penurunan) Ditunjang langkah strategis efisiensi biaya. Salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya,” ujar Irfan di Jakarta, kemarin.
Melalui upaya tersebut, sambung Irfan, saat ini perseroan mampu melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar AS (Rp 217,5 miliar) per bulannya.
Baca juga : Bos Adonara Propertindo Jadi Saksi Buat Eks Petinggi Sarana Jaya
Irfan menjelaskan, situasi pandemi ini mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan. Di mana, transportasi udara sangat berperan besar dalam menunjang pergerakan logistik, tidak hanya untuk perjalanan masyarakat.
“Kini, lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang sejak tahun lalu,” akunya.
Hingga Mei 2021, perseroan mencatat angkutan kargo tumbuh hingga 35 persen dibanding periode sama tahun 2020. Menurutnya, tren pertumbuhan sektor ekspor nasional menjadi momentum penting bagi perusahaan dalam upaya optimalisasi lini bisnis penunjang. Terutama di bisnis kargo dan charter.
Apalagi, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan konsistensi peningkatan trafik ekspor Indonesia pada Juni 2021. Dengan angka pertumbuhan hingga 54,46 persen dibanding periode sama tahun lalu.
“Dengan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional ini kami memaksimalkan pangsa pasar angkutan logistik,” katanya.
Baca juga : Mid Year Sale, Lazada Tawarkan Promo Saat PPKM Darurat
Tahun lalu saja, kata Irfan, trafik angkutan kargo menyentuh level 99 persen dibanding performa sebelum pandemi. Karenanya, pihaknya akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo guna menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dari berbagai wilayah Indonesia.
“Kami telah mengoperasikan dua armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional,” katanya.
Selain itu, berbagai langkah pemulihan kinerja juga terus dijalankan. Antara lain konsolidasi operasi demi menunjang business continuity perusahaan. Serta merampungkan program restrukturisasi secara bertahap dan terukur.
“Kami optimistis dapat semakin agile (gesit) dan adaptif dalam menjawab tantangan industri penerbangan ke depannya,” akunya.
Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, pada prinsipnya perusahaan menghargai independensi auditor.
Baca juga : Swiss-Belresort Dago Heritage Berikan Pengalaman Berbeda
“Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor, di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja,” terangnya.
Irfan menegaskan, hal itu merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan sebagai imbas kondisi pandemi. Sehingga mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah.
Irfan menyebutkan, lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama 2020, sama halnya kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003.
“Ini sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir,” ucapnya.
Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia saat ini. Karenanya, harus dilakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usaha seperti diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya