Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

IMF Patok 3,9 Persen

Ekonomi 7 Persen, Bye-bye...

Kamis, 29 Juli 2021 08:17 WIB
Pertumbuhan ekonomi dihantam Corona/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Pertumbuhan ekonomi dihantam Corona/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mimpi Pemerintah ekonomi tahun ini bisa tumbuh 7 persen akan sangat berat diwujudkan. Ekonomi masih terseok-seok karena Corona makin menggila. Bahkan, Lembaga Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia paling banter cuma 3,9 persen.

Di awal tahun, Pemerintah sudah amat pede, ekonomi bakal bangkit. Saat itu, indikator ekonomi memang menunjukkan perbaikan. Kinerja ekspor membaik, The Purchasing Managers’ Index untuk manufaktur juga tumbuh menggembirakan. Kasus Corona yang melandai di Januari sampai April, memperbaiki konsumsi masyarakat. Indeks kepercayaan konsumen juga tumbuh. Atas hal itu, Presiden Jokowi kemudian mematok pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai hingga 7 persen.

Sayangnya, memasuki akhir Juni, keadaan berubah. Mutasi Corona varian Delta menyebar sangat cepat di Tanah Air. Di Juli, Corona semakin ganas, dengan penambahan harian beberapa kali mencapai 50.000. Dengan kondisi ini, Pemerintah melakukan pengetatan yang diberi nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang kemudian diganti nama dengan PPKM Level 4. Pengetatan ini langsung memukul perekonomian. Banyak perusahaan terancam gulung tikar, PHK di mana-mana, PKL menjerit, pengangguran baru melonjak.

Keadaan ini digambarkan dalam laporan IMF bertajuk World Economic Outlook edisi Juli 2021, yang dirilis kemarin. Menurut IMF, sebaran Corona varian Delta telah memukul perekonomian negara berkembang, khususnya di Asia. Indonesia termasuk negara yang mendapat pukulan paling keras.

Karena itu, IMF pun merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021, dari 4,3 persen menjadi 3,9 persen. "Penurunan proyeksi pertumbuhan ini seiring dengan gelombang infeksi Covid-19 yang meningkat, sehingga ada pembatasan aktivitas," kata Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath.

IMF lalu mengingatkan pentingnya memutus rantai penularan Corona. Kata mereka, peningkatan infeksi menyebabkan mobilitas masyarakat yang lebih rendah. Hal serupa terjadi di kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021. "Turunnya aktivitas atau mobilitas masyarakat yang berlarut-larut berisiko menimbulkan kerusakan terus-menerus pada kapasitas pasokan ekonomi," wanti-wanti IMF.

Catatan terakhir, IMF mengatakan, negara-negara yang tertinggal dalam pelaksanaan vaksinasi seperti India dan Indonesia, akan menjadi yang paling menderita di antara G20. Sementara itu, Inggris dan Kanada diyakini akan mendapatkan efek ringan dari dampak penyebaran Covid-19 varian baru.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.