Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Religiusitas dan wawasan kebangsaan penting bagi calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas di Istana Negara.
Urgensi kedua sikap tersebut sedang diajarkan oleh BPIP dan Kemenpora dalam Diklat Paskibraka di Cibubur, Jakarta Timur.
Baca juga : Calon Paskibraka Gagal Diklat, BPIP Prihatin
Hal tersebut disampaikan Deputi Pengkajian dan Materi BPIP Adjie Samekto saat menyampaikan materi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) secara daring yang diikuti 68 Calon Paskibraka 2021 dari 34 Provinsi. Mereka sudah lulus seleksi berjenjang dari sekolah, daerah, hingga nasional.
"Adik-adik calon Paskibraka harus memahami serta merealisasikan sikap religius dan wawasan kebangsaan di keseharian. Kalian semua cikal bakal pemimpin Indonesia," ujar Adjie.
Baca juga : Ini 3 Peran ISEI Dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi
Kedua sikap tersebut juga bekal calon Paskibraka usai terpilih dan bertugas yang akan diangkat sebagai Duta Pancasila. "Kelak adik-adik akan lebih menerima keberagaman budaya, suku, bahasa, dan agama di Indonesia," beber Adjie.
Ia mengingatkan hakekat keberagaman adalah ciptaan Tuhan YME. Bukan hanya manusia, tumbuh-tumbuhan atau hewan juga beraneka ragam yang bisa dimanfaatkan. "Generasi milenial harus punya tolak ukur dalam membumikan Pancasila," selorohnya.
Baca juga : Buka Diklat Paskibraka, Menpora Ingatkan Pentingnya Pembinaan Ideologi Pancasila
Adjie mengulas situasi pasca Reformasi 1998. Pancasila punah dalam wacana publik. Akibat dampak dari sikap sentralistik, otoriter penguasa Orde Baru. "Euforia gerakan reformasi yang terlalu mengedepan demokrasi, dominasi peran negara, penegakkan HAM dan sebagainya," kata dia.
Mengakhiri paparan, Adjie berpesan agar peserta diklat tetap menjaga protokol kesehatan. Agar bisa fit dan segar saat 17 Agustus mendatang. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya