Dark/Light Mode

Restrukturisasi Kunci Selamat Dari Kebangkrutan

Top, Kinerja Krakatau Steel Dan PTPN Mulai Mengkilap

Senin, 2 Agustus 2021 05:25 WIB
Wakil Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. (Foto: YouTube/INDEF)
Wakil Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. (Foto: YouTube/INDEF)

 Sebelumnya 
Abdul Ghani bahkan meraih penghargaan dari Iconomics Research and Consulting sebagai Indonesia Best CEO Awards Employees Choice 2021 kategori CEO Terbaik Bidang Perusahaan Perkebunan.

Penghargaan tersebut diberi­kan kepada pimpinan perusa­haan atau organisasi yang men­jadi panutan dalam melakukan inovasi. Serta pengembangan talenta dalam suatu perusa­haan, khususnya pada situasi pandemi saat ini.

“Ini sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan. Khususnya di sub-sektor perkebunan, agar dapat memberi peningkatan nilai tam­bah bagi negara selaku peme­gang saham,” ujar Abdul Ghani.

Baca juga : Krakatau Steel Berikan Pasokan Oksigen Gratis

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menilai, restrukturisasi bisa menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan pemegang saham atau pemerintah untuk menyela­matkan perusahaan pelat merah.

Sebab, BUMN merupakan perpanjangan tangan pemerintah dan memiliki peran sebagai agen pembangunan, di samping harus mencari profit dalam bisnisnya.

Abra mencontohkan, peran PTPN yang memiliki core busi­ness di sektor perkebunan. Apa­lagi, PTPN juga sebagai penge­lola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara, yang dibangun dengan tu­juan mendorong hilirisasi produk-produk mentah dalam negeri.

Baca juga : Pertamina Berhasil Kendalikan Kebakaran 1 Tanki Kilang Minyak Di Cilacap

“PTPN punya peran besar menarik investasi, supaya bisa bekerja sama dalam membangun hilirisasi di sektor perkebunan. Salah satunya lewat KEK Sei Mangkei,” kata Abra saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Abra, transformasi bisnis yang dilakukan PTPN harus didorong juga dari sisi off farm. Misalnya, dengan mem­bangun pabrik gula.

Selama ini, produksi gula dalam negeri masih rendah. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan nasional masih mengandalkan impor. Seperti tahun 2019, konsumsi gula nasional mencapai 5,8 juta ton, sementara impornya 3,6 juta ton.

Baca juga : Vaksinasi Jadi Kunci Pemulihan Kesehatan Masyarakat dan Ekonomi Nasional

Abra berharap, berbagai program transformasi yang dilaku­kan PTPN ataupun perusahaan BUMN lainnya bisa berlanjut, dan tak lagi membebani negara.

“Kalau awal tahun ini perusa­haan mampu mencetak laba, kita lihat sampai akhir tahun nanti. Semoga saja kinerjanya terus membaik,” harapnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.