Dark/Light Mode

Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Rupiah Malah Loyo

Kamis, 5 Agustus 2021 16:01 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 tumbuh 7,07 persen. Meski ekonomi tumbuh, rupiah masih loyo pada penutupan sore ini. 

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 30 poin atau sebesar 0,21 persen walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin, di level Rp 14.342 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.312. 

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda. 

Hal ini disebabkan data eksternal yang begitu kuat dan menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya. "Terutama komentar Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan membaiknya data ekonomi AS," sebutnya dalam riset, Kamis (5/8) sore.

Baca juga : Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Ekonom: Jadi Kabar Baik Di Tengah Pandemi

Ekonomi Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), merupakan pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif). 

Sementara dibandingkan Kuartal Pertama 2021 (quarter-to-quarter/qtq), PDB Indonesia naik 3,31 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dibandingkan Kuartal Pertama 2021 yakni 0,74 persen sedangkan kuartal II-2020 minus 5,32 persen. 

"Salah satu penopang PDB di kuartal II-2021 adalah perekonomian global mengalami peningkatan. Ini terlihat dari pergerakan Purchasing Manufakturing Index (PMI) pada bulan Maret 54,8 persen, serta terus meningkat 56,6 persen pada Juni 2021," jelas Ibrahim.

Di samping itu, belanja pemerintah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian kuartal II-2021. Khususnya komponen belanja pegawai yang terdiri dari pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13. 

Baca juga : Ramalan Airlangga Tidak Meleset, Perekonomian RI Tumbuh 7,07 Persen Di Triwulan II

Selain belanja pegawai, ada belanja barang dan jasa juga memberikan kontribusi besar dalam perekonomian. Di antaranya pelaksanaan vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan dan program lainnya.

"Dari anggaran belanja yang digelontorkan, wajar kalau Pemerintah begitu optimis pertumbuhan ekonomi di level 7,07 persen akan tercapai, bahkan angka ini di informasikan di bulan sebelumnya," ujar Ibrahim.

Sementara dolar AS menurutnya, siap mendorong lebih tinggi pada hari Kamis ini, karena komentar hawkish dari Federal Reserve AS atau Bank Sentral AS yang mendorong pasar untuk memajukan kemungkinan waktu pengetatan kebijakan di sana, sementara tindakan di Eropa dan Jepang tetap prospek yang jauh.

"Reli itu terjadi setelah Wakil Ketua Fed Richard Clarida mengatakan kondisi untuk kenaikan suku bunga dapat dipenuhi pada akhir 2022, menyiapkan langkah untuk langkah pada awal 2023," katanya. 

Baca juga : Ekonomi Kuartal II Tumbuh 7 Persen, Prediksi Jokowi Terbukti

Dia dan tiga anggota Fed lainnya juga mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.