Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementerian BUMN Waspadai Dampak Pandemi

Stress Test Bisa Jadi Alat Ukur Buat Kucurkan PMN

Rabu, 11 Agustus 2021 05:40 WIB
Direktur Center of Eco­nomic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendukung stress test. (Foto : Istimewa).
Direktur Center of Eco­nomic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendukung stress test. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom memuji langkah Kementerian BUMN menggelar stress test, untuk mengantisipasi dampak kerugian akibat pandemi Covid-19. Hal ini bisa menjadi salah satu acuan Pemerintah dalam menggelontorkan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Direktur Center of Eco­nomic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendukung stress test yang dilakukan peru­sahaan pelat merah. Terutama bagi BUMN yang berperan penting bagi ekonomi nasional.

Baca juga : Asrama Haji Dialihkan Jadi Ruang Rawat Pasien Corona

Dia menjelaskan, stress test sebenarnya merupakan metode untuk menganalisa dampak berubahnya variabel ekono­mi terhadap kondisi keuangan BUMN.

“Itu hal wajar-wajar saja. Bahkan, bila diperlukan untuk kepentingan 5 tahun ke depan,” terang Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Diingatkan BW, Polemik TWK Bisa Jadi Celah Koruptor Gugat KPK

Bhima menuturkan, dalam melakukan stress test ada beberapa faktor yang wajib dimasuk­kan. Seperti dampak pandemi Covid-19, pertumbuhan eko­nomi, fluktuasi harga komoditas, risiko tapering off, ancaman gagal bayar utang, hingga risiko krisis iklim. Kalau dari hasil stress test, ditemukan BUMN yang tidak bisa bertahan sampai 2022, maka Pemerintah harus cepat mencarikan solusinya.

“Mungkin bisa dipertahankan lewat konsolidasi, disuntik PMN atau bahkan harus dilikuidasi,” imbau Bhima.

Baca juga : Larangan Mudik Bisa Jadi Berkah Ekonomi Buat Jakarta

Ia memperingatkan, tak sela­manya BUMN yang kesulitan uang itu harus disuntik PMN. Karena hal tersebut bisa menjadi beban keuangan negara. Pemerintah harus tetap lebih selektif dalam memberikan PMN.

“Apalagi Pemerintah sedang fokus menangani pandemi yang membutuhkan biaya besar. Dan, Pemerintah juga berniat menu­runkan angka defisit menjadi 3 persen di 2023,” ujar Bhima.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.