Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspadai Gejala Sering Buang Air Kecil, Bisa Jadi Akibat OAB

Jumat, 29 Januari 2021 16:26 WIB
Ilustrasi sering buang air kecil/ist
Ilustrasi sering buang air kecil/ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Gejala sering buang air kecil atau beser pada waktu tertentu sering kali dianggap sepele. Tapi perlu diperhatikan jika terlalu sering buang air kecil bahkan tanpa disengaja air seni keluar tanpa bisa ditahan, maka itu masuk dalam gejala Overactive Bladder atau disebut OAB didalam kandung kemih.

Dokter Spesialis Urologi-Konsultam Urologi wanita dan neoro-Urologi, dr Harrina E Rahardjo dari Siloam Hospitals Asri menjelaskan, kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB) adalah masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih yang menyebabkan dorongan untuk buang air kecil secara mendadak dan tidak bisa dikontrol, atau keluarnya urine tanpa disadari (inkontinensia urine).

Penyebab utama adalah pada overactive bladder, terdapat kesalahan pengiriman sinyal antara otak dan kandung kemih. Otot kandung kemih berkontraksi terlalu awal walaupun kandung kemih belum penuh.

"Kontraksi ini memicu rasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya," tuturnya dalam Webinar Kesehatan yang diselenggarakan Manajemen Siloam Hospitals Asri dengan tema Jangan Anggap Sepele, Wanita Sering pipis atau beser Kamis (28/01).

Dalam presentasinya, Harrina menjelaskan bahwa organ ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine.

Urine yang terbentuk lalu dialirkan menuju kandung kemih untuk ditampung sementara. Pada ujung kandung kemih, terdapat sfingter (otot berbentuk cincin) yang menahan urine agar tidak keluar.

Baca juga : Genjot Pasar Reksa Dana Di Kalangan Milenial, OVO Rilis Fitur MOBLI

Secara normal, ketika kandung kemih mulai penuh, otak akan mengirimkan sinyal menuju saraf kandung kemih untuk segera buang air kecil.

"Otot kandung kemih pun berkontraksi (meremas), sfingter terbuka, dan urine akhirnya keluar dalam proses buang air kecil," imbuhnya.

Dikatakan Harrina E Rahardjo, terdapat sejumlah kondisi penyebab overactive bladder, yaitu :

- Gangguan saraf, akibat stroke atau multiple sclerosis.

- Infeksi saluran kemih dengan gejala yang mirip kandung kemih overaktif.

- Perubahan hormon selama menopause.

Baca juga : Waspadai Hujan Disertai Petir Di Wilayah Jakarta Hari Ini

- Kerusakan saraf akibat penyakit diabetes.

- Adanya tumor atau batu pada kandung kemih.

- Pembesaran prostat, sembelit, atau efek samping operasi dan Konsumsi obat-obatan yang meningkatkan produksi urine.

"Dan mengkonsumsi alkohol serta kafein atau terjadi penurunan fungsi kandung kemih seiring bertambahnya usia," ungkap Harrina menjelaskan akan sejumlah kondisi penyebab OAB.

Overactive bladder atau OAB merupakan sebuah gangguan dan umum dialami manusia lanjut usia. Meski demikian hal ini bukan berarti boleh dianggap wajar.

Jika gejala mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, Dokter Spesialis Urologi-Konsultam Urologi wanita dari Siloam Hospitals Asri ini menyarankan agar segera ke dokter guna konsultasi untuk penyembuhannya.

Baca juga : Selain Anosmia, Ini Gangguan Penciuman Akibat Covid-19

"Dari sisi pengobatan, bisa melalui pemberian obat paska ditemukan adanya OAB, penggunaab terapi dan alat. Contohnya penanganan latihan otot dasar panggul lalu stimulasi syaraf," sebut Harrina.

Secara spesifik, penanganan OAB dapat dilakukan dengan sejumlah langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bisa juga dilakukan pemeriksaan tambahan, seperti cek urin, Catatan Harian Berkemih yang informasinya bisa diakses di smartphone lewat applikasi di playstore android, Quesioner bergejala, dan Past Void residual.

Pemeriksaan radiologi yaitu, USG juga bisa dilakukan. Dia bilang dalam kasus ini lebih baik mencegah dari pada mengobati. Maka perlu melakukan terapi prilaku gaya hidup dan diiringi dengan mengurangi konsumsi makanan tertentu.

"Kurangi konsumsi kafein, menjaga berat badan, olahraga atau senam dan berhenti merokok merupakan langkah yang ideal," tukasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.