Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Jumlah cadangan devisa (cadev) April 2019 tercatat menguap. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) yakin nominal tersebut masih mampu mendukung kegiatan ekonomi baik di dalam maupun di luar Indonesia. Detailnya, cadev Indonesia turun hingga 200 juta dolar AS, menjadi 124,3 miliar dolar AS pada akhir April 2019. Padahal posisi cadev akhir Maret 2019 masih 124,5 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan, menurunnya cadev April 2019. Jumlah tersebut dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah, faktor penerimaan devisa, dan penerimaan valuta asing (valas) lainnya. Meski begitu Onny meminta semua tetap tenang. Sebab jumlah cadev tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan kegiatan perekonomian Indonesia. Misalnya pembayaran impor atau utang.
”Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan tujuh bulan impor, atau 6,8 bulan impor. Juga pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Menakutkan, Kotak Kardus Pemilu Digendong Hantu
Meski menurun, otoritas moneter meyakini cadev tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, bank sentral memandang jumlah cadev tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik.
Berdasarkan data Bank Indonesia sejak Januari 2019, posisi cadev yang menurun pada April merupakan pertama kalinya di tahun ini. Pada Januari 2019, cadev Indonesia berada di level 120,1 miliar dolar AS.
Kemudian meningkat di Februari 2019 menjadi 123,3 miliar dolar AS. Pada Maret, cadev kembali naik menjadi 124,5 miliar dolar AS. Namun pada April 2019, menurun tipis menjadi 124,3 miliar dolar AS.
Baca juga : Sakit Jantung, Iker Casillas Makin Membaik
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, selain devisa migas yang terpengaruh pergerakan harga minyak, pembayaran utang pemerintah juga berkontribusi atas menguapnya cadev. Meski begitu, Andry memprediksi masih ada potensi cadev Indonesia tumbuh. Bahkan, posisinya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 120,7 miliar dolar AS.
"Ke depannya, kami memperkirakan cadev mencapai 124-130 miliar dolar AS pada akhir tahun ini," katanya.
Dia menjelaskan, faktor yang menumbuhkan tersebut. Pertama, berkurangnya tekanan eksternal seiring Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang lebih dovish. Dengan begitu membuka peluang capital inflow ke dalam negeri. Kedua, perbaikan transaksi berjalan setelah berkurangnya impor di dalam neraca perdagangan. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya