Dark/Light Mode

Keren! GrabFood Kuasai Pasar ASEAN

Jumat, 10 September 2021 19:52 WIB
Driver GrabFood. (Foto: ist)
Driver GrabFood. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Grab menggandeng Euromonitor International, merilis Laporan Tinjauan Industri Pengiriman Makanan 2021, terkait pandangan mendalam tentang industri pengantaran makanan selama lima tahun ke depan. Termasuk selera konsumen Asia Tenggara, di industri layanan pengantaran makanan pasca Covid-19.

Laporan yang diselesaikan pada kuartal II-2021 menyebutkan, periode Oktober 2020 hingga Maret 2021, 78 persen onsumen di kawasan Asia Tenggara menggunakan layanan pengantaran makanan seminggu sekali atau lebih. 

Selain itu, hampir 9 dari 10 konsumen (87 persen) juga mengharapkan, angka penggunaan yang tetap stabil bahkan meningkat kedepannya meskipun aturan pembatasan Covid-19 sudah dilonggarkan. 

"Kemudahan layanan pengantaran makanan kiranya menjadi alasan nomor satu bagi keberlanjutan dan meningkatnya penggunaan layanan di masa pasca pandemi," tulis laporan tersebut yang dikutip, Jumat (10/9). 

Baca juga : 3 Kementerian Kompak Dorong Produk UKM Masuk Rantai Pasok BUMN

GrabFood mengungguli kecepatan pengantaran dan variasi pilihan makanan. GrabFood terpilih sebagai merek top-of-mind di enam negara Asia Tenggara. Pada 2020, GrabFood mencatat pangsa kategori pengantaran makanan online regional sekitar 50 persen. 

Diproyeksi pada 2025 mendatang, angka penjualan makanan siap saji secara keseluruhan di kawasan ini diproyeksikan mencapai 170,5 miliar dolar AS (Rp 2.421,2 triliun), dengan skala penetrasi pengantaran makanan online meningkat hingga 16,4 persen. Sebagian faktor yang mendorong hal ini adalah meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah dan jumlah adopsi smartphone di kota-kota Tingkat 2. 

Menanggapi tren ini, Group Managing Director for Operations Grab Russell Cohen menuturkan, mayoritas transaksi pesan-antar makanan online saat ini berasal dari kota-kota terbesar di Asia Tenggara. 

Dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas, pihaknya percaya, gelombang pertumbuhan berikutnya akan datang dari kota-kota kecil. "Posisi terdepan kami di bidang mobilitas, pengantaran makanan, dan pembayaran dompet digital memberikan Grab keunggulan untuk menangkap peluang besar di depan," ucapnya dalam keterangannya, Jumat (10/9).

Baca juga : Keren! by.U Sabet Dua Penghargaan Di Selular Awards

Cohen menegaskan, pihaknya akan terus berinvestasi dalam teknologi untuk menurunkan keseluruhan biaya pengantaran dan biaya yang dikeluarkan, untuk melayani konsumen, agar layanan pengantaran on-demand menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses lebih banyak orang.

Diketahui dalam pengumuman pendapatan (Earning Announcement) Grab baru-baru ini, Grab melaporkan GMV GrabMart untuk kuartal I-2021 meningkat 21 persen kuartal ke kuartal dibandingkan kuartal IV-2020, dan 36 kali lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2020. 

Diakui Cogen, pandemi telah mempercepat pergeseran perilaku konsumen untuk membeli makanan dan bahan makanan secara online. Namun, penetrasi pengantaran bahan makanan online sangat rendah di kawasan ini, hanya di atas 1 persen di Indonesia, dibandingkan dengan 8 persen di China dan 9 persen di AS.

"Strategi kami untuk GrabMart adalah melayani pasar masal, dan hal inilah yang menjadi pembeda utama kami," ujarnya. 

Baca juga : Dari Grobogan, Cabe Lokal Tembus Pasar Dunia

Melalui model pengantaran yang berbeda, pihaknya menawarkan layanan pengantaran bahan makanan pada titik harga yang berbeda untuk memenuhi ekspektasi harga yang berbeda di Asia Tenggara. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.