Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diskriminasi Sawit, CPOPC Ajukan Keberatan Ke Forum Komisi Eropa

Jumat, 17 September 2021 23:15 WIB
Pasar ekspor dan impor sawit terus menguat.
Pasar ekspor dan impor sawit terus menguat.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretariat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), melaporkan bahwa Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit atau CPOPC mengajukan keberatan secara terbuka dalam forum konsultasi Komisi Eropa terhadap gerakan anti kelapa sawit.

Dalam keterangannya, Forum konsultasi tersebut, membahas bahan bakar nabati (biofuel), cairan nabati (bioliquid), dan bahan bakar biomassa berkelanjutan.

CPOPC juga mendesak Komisi Eropa untuk berada di sisi yang benar dalam sejarah energi berkelanjutan. Keberatan publik itu dilakukan oleh CPOPC untuk menentang tindakan anti kelapa sawit dari perusahaan energi, seperti Total Energies.

Dalam balasan surat yang dikirimkan CPOPC, Total Energies akan menghentikan penggunaan minyak sawit tepat pada tahun 2023.

Baca juga : Bank Sinarmas Luncurkan Kartu Kredit Virtual Visa

CPOPC mengatakan, Total Energies tidak lagi peduli dengan rantai pasokan berkelanjutan untuk minyak sawit.

Perusahaan itu juga dinilai, tidak memedulikan keberhasilan negara-negara anggota CPOPC dalam mengurangi emisi CO2 dengan mengurangi deforestasi dan kebakaran hutan.

kata CPOPC, Total Energies tidak peduli dengan manfaat sawit terhadap ekonomi dan aspek sosial bagi penduduk pedesaan, juga pentingnya minyak sawit secara umum bagi ekonomi yang bersangkutan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Menanggapi pernyataan CPOPC tersebut, Total Energies mengakui, upaya gigih dari negara-negara produsen minyak sawit untuk menghasilkan produk minyak sawit berkelanjutan.

Baca juga : Hakim Nilai Samin Tan Korban Pemerasan Eni Saragih

Mereka juga mengatakan telah melakukan seleksi ketat dalam pembelian minyak sawit untuk pabrik penyulingan di La Mède."Namun mereka terus menerima tekanan dari kelompok yang menentang penggunaan minyak sawit di Perancis," kata pernyataan tersebut.

Total Energies menambahkan, bahwa keputusan mereka juga didasarkan pada keputusan Parlemen Perancis yang menarik insentif pajak untuk minyak sawit sebagai bahan baku untuk bahan bakar nabati.

Klaim TotalEnergies bahwa penggunaan minyak jelantah (used cooking oil) dan minyak hewani (animal fats) sebagai bahan baku alternatif dan berkelanjutan juga tidak dapat dibenarkan, kata CPOPC.

Menurut CPOPC, tidak diragukan bahwa peternakan menyumbang besar pada perubahan iklim dan tidak akan tersedia cukup minyak hewani untuk memproduksi sumber energi berkelanjutan berdasarkan fakta sains.

Baca juga : Ciutkan Gap Vaksinasi Negara Kaya-Miskin, WHO Serukan Moratorium Vaksin Booster

Total Energies, kata CPOPC, juga perlu menjelaskan apakah penggunaan minyak jelantah itu lebih berkelanjutan dibandingkan bahan bakar yang berasal dari kelapa sawit.

CPOPC menyampaikan keprihatinan bahwa TotalEnergies membidik sawit dengan membuat pernyataan publik yang mendiskreditkan ketika pengganti sawit jelas terbukti tidak lebih berkelanjutan.

CPOPC berpandangan bahwa sebuah perusahaan tidak dibenarkan menyampaikan opini yang menyesatkan terhadap sektor pertanian secara keseluruhan demi keuntungan politik dan ekonomi jangka pendek.

"Mengecualikan minyak sawit merupakan langkah mundur terhadap keinginan tulus negara-negara produsen kelapa sawit dan jutaan petani kecil di negara berkembang untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan global PBB (UNSDGs)," kata CPOPC dikutip Antara. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.