Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ciutkan Gap Vaksinasi Negara Kaya-Miskin, WHO Serukan Moratorium Vaksin Booster
Rabu, 4 Agustus 2021 23:38 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan moratorium penyuntikan vaksin booster, setidaknya hingga akhir September mendatang.
Langkah ini ditujukan untuk memastikan, agar cakupan vaksinasi di setiap negara, dapat mencapai angka minimal 10 persen.
WHO mengaku prihatin melihat kesenjangan vaksinasi yang semakin melebar, antara negara kaya dan miskin.
"Saya memahami keprihatinan semua pemerintah, untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tapi, kami tak ingin negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global, memakainya lebih banyak lagi," kata Tedros seperti dikutip Reuters, Rabu (4/8).
Baca juga : Kapolri Launching Gerakan Vaksin Merdeka
Pada Mei 2021, negara-negara berpenghasilan tinggi memberikan sekitar 50 dosis vaksin kepada 100 orang warganya.
WHO meyakini, jumlah itu kini telah meningkat dua kali lipat.
Sementara negara-negara berpenghasilan rendah, hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang, karena kurangnya pasokan.
"Kondisinya akan kami balik. Jika mayoritas vaksin awalnya terserap di negara-negara berpenghasilan tinggi, saat ini vaksin akan diarahkan ke negara-negara berpenghasilan rendah," papar Tedros.
Baca juga : NasDem Terus Aksi Jemput Bola
Saat ini, beberapa negara telah mempertimbangkan, atau bahkan memulai vaksinasi booster.
Jerman, misalnya. Negara yang dipimpin Kanselir Angela Merkel itu berencana menyuntikkan vaksinasi ketiga kepada kelompok rentan.
Uni Emirat Arab berencana memberikan vaksinasi booster untuk kelompok berisiko tinggi yang telah divaksin penuh, dengan interval 3 bulan. Sementara kelompok masyarakat lainnya, akan diberikan dengan interval 6 bulan.
Pekan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog telah menerima vaksin Covid ketiga. Sekaligus mengkampanyekan vaksin booster untuk lansia berusia 60 tahun ke atas.
Baca juga : Kamrussamad: Vaksinasi Penting Untuk Selamatkan Generasi Penerus
Juli lalu, Amerika Serikat (AS) menandatangani kesepakatan dengan Pfizer Inc (PFE.N) dan mitra Jerman BioNTech untuk membeli 200 juta dosis tambahan vaksin Covid-19 mereka, yang ditujukan untuk memasifkan vaksinasi anak, serta kemungkinan suntikan booster.
Regulator kesehatan AS kini masih menimbang perlunya dosis booster. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya