Dark/Light Mode

Ganggu Pemulihan Industri Dan Resahkan Konsumen

Gaduh Soal BPA Di Galon Guna Ulang Harus Dihentikan

Rabu, 22 September 2021 13:36 WIB
Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika (Foto: Istimewa)
Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gaduhnya isu Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC) disesalkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pakar polimer, pakar keamanan pangan, dokter kandungan, dan dokter anak. Kemenperin berharap, kegaduhan tersebut segera dihentikan.

Demikian benang merah dari diskusi bertema “Standar Keamanan Kemasan Pangan dan Kesehatan Konsumen”, yang digelar secara online, Selasa (21/9). Hadir dalam acara diskusi ini Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika; Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan bahan Penyegar Edy Sutopo; Ahli Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal; Dosen Institut Pertanian Bohor (IPB) dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Aziz Boing Sitanggang, Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) dr Alamsyah Aziz, dan Dokter Spesialis Anak Farabi El Fouz.

Putu menyampaikan, isu soal BPA sangat sensitif. Karenanya, jika ada hal-hal yang diusulkan pihak-pihak tertentu terkait BPA ini, harus diperhatikan juga mengenai standar yang dikeluarkan regulator terkait keamanan kemasan yang mengandung BPA tersebut.

“Kita sudah mempunyai satu standar yang bisa digunakan. Di standar itu lengkap. Ada Pemerintah (Kementerian Perindustrian, BPOM) masyarakat/konsumen, produsen, dan juga ada akademisi,” terangnya.

Dengan demikian, kata Putu, isunya jangan dibalik-balik dengan mengatakan kandungan BPA yang ada dalam kemasan pangan, termasuk galon guna ulang, sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab, hal itu sangat terkait dengan konfidensi pada penggunaannya atau masyarakat luas.

"Kalau bisa, mekanisme seperti tadi, masuk ke standar yang sudah diatur. Sehingga kita tidak akan menimbulkan kehebohan di masyarakat,” pintanya.

Dia meminta pihak-pihak yang menghembuskan isu tidak merusak pemulihan industri di tengah pasar yang belum bagus. “Konsentrasi kita sekarang melakukan pemulihan industri, karena pasar di dalam negeri masih belum bagus,” imbuhnya.

Putu menambahkan, Kemenperin tidak mau masyarakat terkena dampak kegaduhan kandungan BPA dalam galon  ulang. “Kita yakin pengaturan yang ada sekarang di Indonesia, karena banyak negara yang melakukan kebijakan yang sama. Seperti di China, Korea, sehingga kita yakin kalau galon guna ulang itu aman untuk kita juga,” katanya.

Direktur Minuman dan Bahan Penyegar Edy Sutopo menambahkan, industri kemasan galon guna ulang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. “Saya kira, kita perlu menjaga industri ini. Jangan sampai ada isu-isu yang bisa memengaruhi kinerja industri makanan dan minuman kita yang selanjutnya bisa berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional,” ujarnya.

Pakar polimer dari ITB Ahmad Zainal menerangkan, PC itu merupakan bahan plastik yang aman. Antara BPA dan PC adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik PC dan BPA sebagai prekursor pembuatnya. Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu PC yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

Hal senada disampaikan pakar teknologi pangan dari IPB Aziz Boing Sitanggang. Boing mengatakan yang harus dipahami masyarakat adalah bahwa BPA itu punya tolerable daily intake (TDI), yaitu jumlah maksimum kontaminan yang dapat terkonsumsi setiap hari seumur hidup tanpa menimbulkan risiko bagi kesehatan. Menurutnya, BPA itu kontaminasinya kecil sekali.

Dokter spesialis kandungan Alamsyah menerangkan, temuan dosis BPA pada bayi dan janin sangat kecil. Bahkan 1.000 kali lebih rendah dari dosis aman yang ditetapkan BPOM. “Jadi, safety limitnya sangat jauh sekali,” katanya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.