Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Harga Saham Lesu, Posisi Investasi Internasional RI Turun
Jumat, 24 September 2021 13:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan I-2021 mencatat kewajiban neto 264,1 miliar dolar AS atau Rp 3.760,1 triliun. Jumlah tersebut 23,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Posisi ini menurun dibandingkan dengan kewajiban pada akhir triwulan I sebesar 267,5 miliar dolar AS atau Rp 3.808,5 triliun setara 25,2 persen dari PDB.
"Penurunan kewajiban neto tersebut disebabkan oleh peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) yang lebih besar dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN),” jelas Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (24/9).
Baca juga : Nyonya Tua Pecah Telur, Rossoneri Pepet Inter Milan
Posisi AFLN Indonesia meningkat dikontribusikan oleh transaksi aset investasi langsung dan investasi lainnya. Posisi AFLN pada akhir triwulan II tumbuh 1,2 persen dari 410,2 miliar dolar AS atau Rp 5.840,3 triliun pada akhir triwulan sebelumnya menjadi 415,0 miliar dolar AS atau Rp 5.908,6 triliun.
"Selain karena faktor transaksi, peningkatan posisi AFLN juga ditopang oleh faktor revaluasi, akibat pelemahan dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia, dan peningkatan indeks saham di sebagian besar negara penempatan aset," terang Erwin.
Peningkatan posisi KFLN Indonesia disebabkan oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. Posisi KFLN Indonesia meningkat 0,2 persen dari 677,7 miliar dolar AS atau Rp 9.648,9 triliun pada akhir triwulan I menjadi 679,1 miliar dolar AS atau Rp 9.668,8 triliun pada akhir triwulan II.
Baca juga : Natal Tahun Ini, Australia Buka Perbatasan Internasional
Posisi KFLN yang meningkat tersebut, terutama disebabkan oleh peningkatan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.
Peningkatan lebih lanjut tertahan oleh faktor revaluasi negatif atas nilai instrumen keuangan domestik sejalan dengan penurunan harga saham beberapa perusahaan di dalam negeri.
BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan II tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari struktur kewajiban PII Indonesia yang didominasi oleh instrumen berjangka panjang.
Baca juga : The Minions Kurangi Beban
"Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 yang didukung sinergi bauran kebijakan BI dan pemerintah, serta otoritas terkait lainnya," ujar Erwin.
Meskipun begitu, sambungnya, BI akan tetap memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya