Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dalam Rapat Paripurna DPR

2020, Sri Mulyani Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,6 Persen

Selasa, 21 Mei 2019 05:46 WIB
Sri Mulyani
Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menargetkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2020 bisa mencapai kisaran 5,3-5,6 persen. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Rapat ParipurnaDPR di Kompleks Senayan, Jakarta, kemarin. 

Di hadapan wakil rakyat, wanita yang akrab disapa Ani itu memaparkan Kerangka Ekonomi Makro dan PokokPokok Kebijakan Fiskal Rancangan -Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020.  Rapat yang dimulai pukul 11.00 WIB, dibuka dan dipimpin Wakil Ketua DPR Utut Adianto dan dihadiri 120 anggota DPR, dari total 560. 

Ani mengusulkan, target pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3-5,6 persen. Sedangkan inflasi dijaga pada kisaran 2 persen-4 persen. Selain itu, tingkat bunga bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan berada di 5-5,6 persen. 

Ia menyebut, usulan ini mempertimbangkan berbagai potensi dan risiko yang akan dihadapi Indonesia, tahun depan. 

“Sebagai acuan, tahun depan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 14.000-Rp 15.000 per dolar Amerika Serkat (AS). Harga minyak mentah Indonesia diasumsikan 60-70 dolar AS per barel. Lalu lifting minyak bumi mencapai 695 ribu hingga 840 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas bumi mencapai 1,19 juta hingga 1,30 juta barel setara minyak per hari,” jelas Ani. 

Baca juga : KPK Tetapkan Ketua DPRD Tulungagung Tersangka

Ani juga memperhatikan kondisi ekonomi global yang diprediksi masih belum stabil sampai tahun depan. Pada tahun ini, dinamika global berubah secara cepat dengan adanya eskalasi perang dagang antara AS dan China yang meningkat tajam. 

Kondisi ini menimbulkan kenaikan risiko pada pertumbuhan ekonomi global dan pelemahan perdagangan internasional. 

“Meskipun momentum pertumbuhan ekonomi RI masih dapat dipertahankan di atas 5 persen pada kuartal I-2019, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap perlambatan faktor ekstenal yang tercermin dari perlemahan pertumbuhan ekspor nasional,” jelas Ani. 

Di sisi lain, langkah pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan juga dapat mengakibatkan perlemahan ekonomi nasional. Maka, ke depan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, fokus pemerintah tetap harus menjaga pemulihan investasi dan eskpor. 

“Hal itu dilakukan dengan tetap menjaga pertumbuhan konsumsi melalui perbaikan daya beli, stabilitas harga dan perkuatan kepercayaan konsumen,” katanya. 

Baca juga : Triwulan I 2019, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,07 Persen

Menkeu juga pasang target defisit APBN 2020 mendatang diproyeksikan pada level 1,75- 1,52 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian, rasio utang dijaga pada level 30 persen terhadap PDB. 

Ani menjelaskan, konsekuensi atas kebijakan fiskal yang ekspansi, postur APBN diusulkan mengalami defisit. “Karenanya, pembiayaan yang kreatif dalam APBN 2020 akan dilaksanakan secara hati-hati,” katanya. 

Mantan Direktur Bank Dunia itu mengatakan, target-target tersebut bisa terealisasi, pemerintah menetapkan tiga strategi makro fiskal. Pertama, mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal. Kedua, kebijakan belanja lebih baik (spending better),untuk efisiensi dan meningkatkan belanja modal pembentuk aset. 

Ketiga, mengembangkan pembiayaan yang kreatif, serta mitigasi risiko untuk mengendalikan liabilitas. “Mobilisasi pendapatan negara dilakukan, baik dalam bentuk optimalisasi penerimaan perpajakan, maupun reformasi pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” ujarnya. 

Sementara, kebijakan belanja dirancang bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga pemerataan pembangunan. Antara lain pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, peningkatan kualitas tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas, serta peningkatan daya beli. 

Baca juga : Sri Mulyani Tawarkan Proyek Jalan Tol dan KA

Untuk kebijakan pembiayaan, Ani mengatakan, pemerintah akan terus memberdayakan peran Badan Usaha Milik ¬Negara (BUMN) dan Badan Layanan Umum (BLU) dan mengakselerasi pembangunan infrastruktur. 

“Pemerintah akan terus mendorong peran swasta dalam pembiayaan pembangunan melalui kerangka Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), termasuk mendorong penerbitan instrumen pembiayaan kreatif lainnya,” tegas Ani. (NOV)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.