Dark/Light Mode

Sri Mulyani Bicara Ekonomi, Tahun Lalu Berat Tapi Bisa Dilewati

Kamis, 21 Maret 2019 10:23 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meskipun masuki tahun politik, perekonomian Indonesia diramal akan tetap tumbuh. Ini terbukti dari keberhasilan pemerintah melewati tahun lalu yang berat karena tidak stabilnya kondisi ekonomi global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pada tahun kondisi ekonomi global terus bergejolak. Ditambah dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kondisi berdampak pada ekonomi Indonesia.

Menurut dia, pemerintah sudah melakukan antisipasi. Termasuk Bank Indonesia yang juga sudah mengambil kebijakan seperti ikut menaikkan suku bunga acuan.

"Hasilnya, kami masih terus bisa menjaga pertumbuhan momentum. Pertumbuhan ekonomi di 2018 5,17, ini terkuat sepanjang tiga tahun terakhir. Kami bisa lewati tahun yang berat," ujarnya pada acara Fitch On Indonesia 2019 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Di Sana Loyo, Di Sini Perkasa

Dengan keberhasilan itu, dia optimis, kondisi ekonomi tahun ini juga akan baik meskipun memasuki tahun politik. Apalagi, Indonesia sudah pengalaman dalam menggelar pemilu.

"Pemilu 1999 dan 2014 aman. Ini memberi pondasi lebih kuat atas demokrasi. Pemilu ini Anda tidak perlu khawatir tentang bagaimana kami menangani pemilu ini," ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, pemilu di 2019 tidak akan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang berbeda hanya pemilihan presiden dan legislatif dilakukan bersamaan.

"Keduanya sudah janji untuk reformasi. Itu dibutuhkan untuk berkembang lebih jauh ketika bicara ekonomi Indonesia," tambahnya.

Baca juga : Pengacara Doan, Berharap Kliennya Bisa Ikuti Jejak Siti

Karena itu, dia meminta, kepada investor tidak perlu khawatir. Tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan tidak jauh beda dengan tahun lalu. Misalnya, normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat dan perlambatan ekonomi China akan berpengaruh ke negara ini.

Atas capaian kinerja pemerintah menjaga perekonomian, lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings bahkan mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade). Dalam temuan teranyarnya, Fitch memaparkan bahwa fundamental Sovereign Credit Indonesia diprediksi kokoh yang terlihat dari cadangan devisa dan pergerakan nilai tukar.

Fitch juga menilai pemerintah telah mengamanatkan kebijakan fiskal Indonesia. Hal itu ditandai dengan turunnya realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2017 sebesar 2,51 persen. Sementara pada 2018 tercatat defisit APBN 1,76 persen.

Head of Danareksa Research Institute Damhari Nasution menilai, kondisi ekonomi global lebih mengkhawatirkan investor dari pada faktor politik domestik menjelang pemilihan Presiden pada April 2019 mendatang.

Baca juga : Empat Destinasi Wisata Bali Dikebut

"Mereka (investor) lebih khawatir karena kondisi ekonomi global menunjukkan tren melambat seiring merebaknya perang dagang AS-China dan normalisasi kebijakan moneter AS," jelasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.