Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Turunkan Emisi, Pemerintah Jangan Cuma Fokus Ke BEV

Sabtu, 16 Oktober 2021 15:15 WIB
Direktur TMMIN Bob Azam. (Foto: ist)
Direktur TMMIN Bob Azam. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menerapkan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Untuk mencapai target penurunan emisi gas buang kendaraan, pemerintah diminta tidak hanya fokus pada satu teknologi mobil listrik: Battery Electric Vehicle (BEV) saja. Jika hanya fokus pada BEV, target pemerintah turunkan emisi bakal sulit tercapai.

Begitu kata Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam ujarnya kepada wartawan, Sabtu (16/10).

Menurut dia, semua teknologi kendaraan seperti Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid Electric Vehicle (HEV) sampai Plug In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) harus tetap dilibatkan. Karena untuk beralih ke BEV tetap harus dilakukan dengan bertahap.

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, 10 Perusahaan Tambang Rehabilitasi DAS Seluas 4.337 Ha

Jika penurunan gas buang hanya mengandalkan teknologi BEV saja tidak akan maksimal. Kenapa? Karena harga mobil BEV sendiri masih di atas Rp 500 jutaan. Selain itu, infrastrukturnya belum siap.

“Daya beli masyarakat masih rendah untuk BEV. Masyarakat juga harus diberikan pilihan dan kebebasan mau pakai apa,” ujarnya.

Bob juga mengatakan, pemerintah harus memperhatikan nasib industri komponen. Menurut dia, jika pemerintah hanya fokus ke BEV, industri komponen akan terancam. 

Baca juga : Pemda Jangan Tunda Pembangunan Jalan

Menutut dia, industri otomotif tergolong sektor padat karya sekaligus berteknologi tinggi yang memiliki peran strategis untuk ekonomi Indonesia. 

Di dalam negeri, industri otomotif dan turunannya melibatkan lebih dari 1,5 juta pekerja yang, memiliki tatanan rantai pasok dari lapis 1 hingga 3 yang tertata rapih, meliputi banyak sub-system industri pendukung seperti pembiayaan, asuransi, dan logistik.

“Industri otomotif juga merupakan penyumbang besar pendapatan daerah melalui pajak kendaraan bermotor sebesar 30-60 persen,” katanya.

Baca juga : Pemerintah Dukung Pengembangan Inovasi Keuangan Digital

Menurut Bob, industri otomotif juga memberikan sumbangsih ekspor Indonesia. Walaupun tidak sebesar ekspor dari komoditas, namun ekspor otomotif adalah ekspor produk berteknologi tinggi yang memiliki nilai tambah cukup tinggi. 

Indonesia merupakan salah satu penguasa ekspor otomotif di ASEAN bersama Thailand dengan tujuan ekspor utama ke Filipina dan Vietnam. Ekspor otomotif Indonesia juga sudah merambah ke kawasan Asia lainnya, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta Timur Tengah. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.