Dark/Light Mode

Dukung Energi Terbarukan, Melchor dan Fluid Bentuk Joint Venture

Selasa, 28 Mei 2019 05:34 WIB
CEO Melchor Rudi Poespoprodjo (kiri) dan Vice President Fluid Lukasz Pietrkiewicz usai penandatanganan kesepakatan kerja sama pembentukan Joint Venture. (Foto: Humas Melchor)
CEO Melchor Rudi Poespoprodjo (kiri) dan Vice President Fluid Lukasz Pietrkiewicz usai penandatanganan kesepakatan kerja sama pembentukan Joint Venture. (Foto: Humas Melchor)

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu perusahaan Melchor Group Indonesia, Melchor Tiara Pratama menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Fluid SA (Fluid), untuk membentuk perusahaan Joint Venture (JV) antara PT Melchor Tiara Pratama (Melchor) dan Fluid SA (Fluid).

Fluid adalah perusahaan Polandia yang memiliki teknologi pemulihan energi dari limbah biomassa, dan menjadikannya arang bio (biochar). Fluid mengembangkan teknologi karbonisasi biomassa autotermal, yang pertama dipatenkan di dunia.

Setelah sukses di Polandia, Fluid juga akan dipasarkan di Indonesia sebagai Fasilitas Pemulihan Energi/Energy Recovery Facility (ERF). JV yang akan dibentuk dengan komposisi saham 51 persen milik Melchor dan 49 persen milik Fluid ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. Apalagi, Fluid telah menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan proses pemindahan kemampuan, pengetahuan, dan riset teknologi.

Karbonisasi biomassa autothermal adalah metode teknologi canggih, yang dapat mengubah segala jenis biomassa. Termasuk, limbah biomassa basah menjadi listrik, air panas dan /atau air dingin, dengan fokus hasil utamanya adalah biochar.

Baca juga : Presiden Iran Berikan Ucapan Selamat Untuk Jokowi

Biochar adalah bahan padat karbon yang dihasilkan melalui konversi limbah organik (biomas pertanian), melalui pembakaran tak sempurna atau melalui suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Biochar yang dihasilkan dari teknologi ini berkualitas premium, dengan nilai kalori dan kandungan karbon yang tinggi. Cara pengolahannya sudah sesuai rekomendasi pengurangan pemanasan global, menurut perubahan iklim yang disepakati bersama di PBB.

Biochar dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar biofuel, atau bahan bakar hayati yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai bahan terbaik pupuk organik untuk mengkondisikan tanah pertanian. Sebagai perbandingan, 1 ton biochar yang dipergunakan untuk pupuk adalah sama dengan mengeliminasi 4 ton CO2.

Perusahaan patungan ini merencanakan untuk membangun 5 fasilitas ERF, di Sumatera dan Kalimantan. Setiap ERF yang akan dibangun, dapat menghasilkan lebih dari 30.000 ton biochar per tahun. Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai pemilik ERF terbesar di dunia, serta menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam produksi biochar dan penyerapan CO2.

Kelima fasilitas tersebut paling tidak akan memerlukan investasi sebesar 150 juta dolar AS. Biochar yang dihasilkan dari ERF akan diekspor ke Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat. Bahkan, beberapa pembeli telah menyatakan minat mereka untuk membeli semua produksi biochar, melalui kontrak pembelian berjangka.

Baca juga : Dukung Sektor Perikanan, Pertamina Resmikan Floating Storage Di Kepulauan Aru

Asal tahu saja, potensi limbah biomassa yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah, dan dapat digunakan untuk pemakaian ERF. Peremajaan perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit (replantation), juga menjadi salah satu sumber besar limbah biomassa, yang selama ini belum dikelola secara tepat.

Bertentangan dengan isu deforestasi perkebunan, teknologi baru yang ditawarkan mempromosikan peremajaan perkebunan dan berkelanjutan, sehingga menambah nilai perkebunan secara ekonomi. Dengan demikian, tak perlu lagi membuka lahan baru dan menghindari deforestasi.

Dalam keterangan resmi yang diterima RMco.id, CEO Melchor Rudi Poespoprodjo menyatakan, penandatanganan perjanjian ini menunjukkan keinginan kerja sama Indonesia untuk mempromosikan energi terbarukan dengan memaksimalkan sumber daya biomassa, sangatlah besar.

Hal ini diamini Vice President Fluid, Lukasz Pietrkiewicz. "Kami optimis mendukung Indonesia, dalam memanfaatkan teknologi mereka untuk pembangunan Fasilitas Pemulihan Energi," katanya.

Baca juga : Menteri Rudi Pamerkan Pusat Berpihak Untuk Yogya

Terkait hal ini, Jan Gladki selaku pendiri perusahaan dan orang yang memiliki paten teknologi ini, telah mempelajari lingkungan di Indonesia untuk mempelajari aplikasi teknologi tersebut. Selain mengembangkan teknologi, terutama untuk pasar dan lingkungan Indonesia, Fluid juga merencanakan membuka Pusat Penelitian dan Pengembangan yang didedikasikan untuk proses biomassa, energi, dan agrikultur khusus di Indonesia.

Salah satu tujuannya adalah untuk berpartisipasi dalam pendidikan para ahli lingkungan, dan proses penanganan limbah dan ERF di Indonesia. Tujuan lainnya adalah mengembangkan sel bahan bakar biochar, yang dapat menyediakan energi listrik murah ke seluruh pelosok Indonesia. Terutama, untuk menjangkau mereka yang tidak mengakses jaringan PLN.

"Kolaborasi ini akan memperluas peluang kerja sama strategis antara Indonesia dan Polandia dalam industri energi terbarukan beserta teknologinya, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang energi terbarukan yang ramah lingkungan," tutur Komisaris Utama Melchor, Peter F Gontha. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.