Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Neraca Perdagangan Surplus, Rupiah Naik Tipis

Selasa, 16 November 2021 10:03 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,02 persen di level Rp 14.198 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.201 per dolar AS.

Pergerakan mata uang Asia bergerak secara fluktuatif. Peso Filipina minus 0,26 persen, ringgit Malaysia turun 0,04 persen, baht Thailand melemah 0,05 persen, yen Jepang minus 0,12 persen, won Korea Selatan melemah 0,24 persen dari dolar AS dan yuan China melemah 0,01 persen. Sedangkan, dolar Singapura naik 0,03 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.

Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Dibuka Kinclong

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,05 persen atau 0,05 poin ke 95,46. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,16 persen ke level Rp 16.148, terhadap poundsterling Inggris turun 0,15 persen ke level Rp 19.051, dan terhadap dolar Australia melemah 0,23 persen ke level Rp 10.442.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra melihat, nilai tukar rupiah bergerak di zona hijau hari ini. Hal tersebut kata Ariston, lantaran realisasi data neraca perdagangan periode Oktober 2021 masih menjadi sentimen positif untuk rupiah.

Baca juga : Kontribusi Perdagangan Ritel Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

“Selain itu, pelaku pasar juga masih tertarik dengan aset berisiko. Hal itu terlihat dari indeks saham Asia yang bergerak positif,” jelas Ariston, di Jakarta, Selasa (16/11).

Selain itu surplus besar neraca perdagangan Indonesia juga memberikan dukungan bagi penguatan rupiah.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Joss Lagi

Namun, katanya, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berpotensi menahan penguatan rupiah. Dengan demikian, potensi penguatan rupiah berpotensi tipis.

"Potensi penguatan ke arah Rp 14.180 per dolar AS, sementara pelemahan ke kisaran Rp 14.250 per dolar AS," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.