Dark/Light Mode

NIVA Jadi Produk Kesehatan Karya Anak Bangsa Pertama Untuk Jantung

Kamis, 7 Desember 2023 22:49 WIB
NIVA Jadi Produk Kesehatan Karya Anak Bangsa Pertama Untuk Jantung

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama masa pandemi Indonesia memiliki pengalaman yang buruk melihat bahwa mengalami kesulitan mulai dari obat, alat kesehatan hingga oksigen, melihat hal itu pemerintah menata kembali langkah yang tepat untuk kepentingan masyarakat. Kata Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr. DRA. Lucia Rizka Andalucia.

"Kemenkes berkomitmen melaksanakan transformasi kesehatan dengan enam pilar yaitu transformasi layanan primer, layanan rujukan, Sumber Daya Manusia (SDM), ketahanan kesehatan, pembiayaan dan sistem digital. Kebutuhan akan kesehatan di tanah air akan tumbuh. Paling tidak kebutuhan alat kesehatan juga bisa tumbuh sekitar 12% di tahun 2023,” ujar Lucia Rizka dalam sambutannya di acara Seminar Kesehatan Penyakit Kardiovaskular dan Stroke di RS PMI - Bogor, Kamis (7/12).

Kondisi pertumbuhan ini justru masih menghadapi tantangan dari suplai alat kesehatan. Lucia bilang bahwa masih banyak alat kesehatan yang merupakan produk impor. Paling tidak ada sebanyak 70% alat kesehatan di Indonesia masih didatangkan dari negara lain. Disisi lain investasi negara dari APBN untuk riset kesehatan masih rendah hanya 0,2 persen dari APBN.

Baca juga : BPJS Kesehatan Tanamkan Budaya Anti Korupsi Dalam Program JKN

Melihat kebutuhan alkes yang cukup tinggi dan masih di dominasi oleh impor, STEI-ITB dan PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) berkolaborasi melakukan kegiatan riset dan pengembangan AKD yaitu NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer).

Dokter senior spesialis jantung, dr. Jetty H Sedyawan, Sp. JP (K), mengatakan, Kita tahu bahwa peraturan pemerintah impor alat kesehatan sudah tidak boleh, dan kita saat ini sudah 42,6 persen. Saat ini produk NIVA sudah masuk ke dalam E-katalog kementerian kesehatan sehingga sudah bisa di beli oleh rumah sakit milik pemerintah.

Sekarang NIVA sudah mengantongi izin edar karena mengantongi perizinan secara resmi dari pemerintah dan dalam tahap sosialisasi dan pendistribusian. Dia mengatakan di Palembang saat ini sudah ada 10 Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) yang menggunakan NIVA, LEMHANNAS dan juga Kemenkes.

Baca juga : Alasan Anies Sebut Jonan Orang Pertama Yang Diundang Untuk Bangun Ini Di Kalsel

Saat ini sudah lebih dari 100 unit NIVA yang terjual dan ditargetkan untuk tahun 2024 bisa terjual hingga 1000 unit, adapun harga satu unit NIVA di bandrol pada harga Rp253 juta. Bahkan Dia menyebut produk hasil kolaborasi SCNP dan STIE-ITB ini juga telah dilirik oleh Kimia Farma.

Kurangnya Alkes AKD inilah yang menjadi salah satu alasan utama PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) masuk ke ranah produksi alat kesehatan terkait dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, selain untuk mewujudkan dukungan nyata SCNP terhadap Pemerintah akan program kesehatan yang menjadi salah satu prioritas di APBN 2023.

NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer) telah mengantongi izin edar alkes dalam negeri dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diterbitkan Maret 2023 lalu, izin edar tersebut diberikan melalui PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa, Tbk (SCNP). Dengan ini maka NIVA menjadi alat kesehatan dalam negeri (AKD) pertama yang telah resmi digunakan.

Baca juga : Pakar Kesehatan: 1 Faskes 1 Nakes Garda Terdepan Turunkan Stunting

Untuk distributorship, SCNP bermitra dengan PT Selaras Medika Digital Indonesia (SMDI) dan PT Arkan Jaya Nusantara (AJN). Strategi distribusi AKD oleh para distributor akan fokus pada upaya pengembangan jaringan penyedia layanan kesehatan jantung dan pembuluh darah selaku pengguna jasa screening NIVA.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.