Dark/Light Mode

Sinar UV-C Mampu Mengurangi Risiko Transmisi Virus dan Bakteri melalui Udara

Jumat, 6 Agustus 2021 06:16 WIB
Ist
Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbagai upaya terus dilakukan semua pihak dalam memutus Covid-19, mulai dari menjaga protokol kesehatan 5M, pola hidup sehat, hingga vaksinasi. Kualitas udara yang dihirup memegang kunci dalam transmisi virus dan bakteri terutama di dalam ruangan untuk itu Signify menyelenggarakan diskusi virtual bertajuk: “Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara” yang menghadirkan pembicara ahli di bidang epidemiologi, Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH, dan praktisi pengelola bangunan, Deddy El Rashid, secara virtual (5/8).  

Dalam pengantar sebelum diskusi, Country Leader Signify Indonesia, Dedy Bagus Pramono, menyampaikan bahwa Signify Selama lebih dari 35 tahun telah menjadi yang terdepan dalam teknologi UV, dan memiliki rekam jejak yang terbukti atas inovasi dan keahlian aplikasi yang kuat dalam pencahayaan UV-C.

Baca juga : Baru Pulang Dari RS, Bupati Seram Bagian Barat Tutup Usia

"Pandemi ini memacu kami untuk membawa berbagai aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya. Penggunaan teknologi UV-C dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian.” ujar Dedy.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH dalam paparannya mengatakan, Pandemi ini bukanlah yang pertama maupun terakhir. Umumnya, pandemi yang menjadi masalah besar bagi manusia itu berupa penyakit yang ditularkan melalui udara. potensi penularan di dalam ruangan terutama yang tidak memiliki ventilasi memadai, sangat besar. Meskipun ruangannya besar, tetapi sirkulasi udara harus dihitung dengan cermat. Sebagai gambaran, droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter.

Baca juga : KPK Telisik Perencanaan Pengadaan Bansos Bandung Barat

"Ventilasi yang tidak memadai dalam ruangan tertutup dapat menyebabkan virus dan bakteri bertahan lebih lama di udara, sehingga saat seseorang masuk atau berjalan melewati ruang tersebut dan menghirup udaranya, mereka bisa terinfeksi. Oleh karena itu, kita perlu memastikan ventilasi dan sirkulasi udara bersih yang memadai, apalagi di ruang-ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, hingga rumah ibadah di mana ada banyak orang beraktivitas" turur Dicky.

Sementara itu, Deddy El Rashid, Praktisi Pengelola Bangunan yang juga menjabat sebagai Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia menyatakan, Penting bagi kita untuk memiliki pedoman yang  baru terkait infrastruktur bangunan dalam era adaptasi kebiasaan baru ini. untuk bangunan profesional, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara, yaitu mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung, memaksimalkan ventilasi udara, dan memasang alat pemurni atau desinfeksi udara.

Baca juga : Kemenhub: Simpul Keberangkatan Transportasi Siap Beri Vaksin Gratis

“Salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C. Terutama pada pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segela jenis bakteri dan virus. Karenanya UV-C disebut juga sebagai GUV (Germicidal Ultraviolet) atau UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation),” jelasnya. (ARM)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.