Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Covid Turun, Airlangga Pede Pertumbuhan Ekonomi 2022 Moncer

Senin, 22 November 2021 15:30 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Strategi penanganan Covid-19 dari hulu ke hilir yang diterapkan Indonesia dengan menggunakan strategi “Gas dan Rem” efektif menurunkan kasus Covid-19. Strategi ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 tumbuh 3,5 persen.

Dengan penurunan kasus dan mulai tumbuhnya ekonomi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan moncer.

“Terhadap prospek tahun depan kita optimis namun harus tetap waspada terkait dengan pengendalian Covid-19,” kata Airlangga pada acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan oleh Berita Satu Media Holdings secara virtual, Senin (22/11).

Baca juga : Presiden: Tol Serang Panimbang Kerek Pertumbuhan Ekonomi Di Banten

Airlangga menjelaskan, saat ini, semua komponen pengeluaran PDB masih tumbuh positif, dan pertumbuhan tinggi terjadi pada ekspor dan impor. Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen.

Sektor- sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, sektor Infokom 5,51 persen, Jasa Kesehatan 14 persen, Pertanian 1,31 persen, Real Estate 3,42 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan memiliki kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar yaitu masih tumbuh 3,68 persen. Hal itu didukung dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 yang tercatat di level 57,2.

“Ini rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN,” ujarnya.

Baca juga : GP NasDem Komit Turut Kendalikan Perubahan Iklim Di COP26 Glasgow

Selanjutnya, kata Airlangga, indikator sektor eksternal juga menunjukkan resiliensi yang cukup baik. Defisit Transaksi Berjalan yang rendah, Cadangan Devisa yang terus meningkat, Neraca Perdagangan Indonesia terus surplus, nilai tukar Rupiah dan IHSG juga terjaga.

Lalu Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus 5,73 miliar dolar AS dan masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Sehingga Neraca Perdagangan sampai dengan Oktober 2021 surplus 30,8 miliar dolar AS.

“Sementara Nilai Ekspor pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarah,” ujar Ketua Umum Golkar ini.

Baca juga : Kontribusi Perdagangan Ritel Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Airlangga juga meminta para pelaku usaha dan investor agar dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal ini dilakukan seiring dengan upaya Pemerintah yang terus mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga juga membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja.

“Pemerintah juga terus menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa,” ungkap Airlangga. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.